WARNASARI BASA JAWA

Bicara dalam bahasa apa saja sebenarnya tidak gampang). Lebih-lebih apabila dikaitkan dengan pemahaman makna dan penempatan kata sesuai kaidah maupun kelaziman yang berlaku. Tetapi ada orang yang cepat sekali memahami bahasa. Amat mengagumkan. Kelihatannya penguasaan bahasa merupakan semacam bakat yang sudah “gawan bayi” (dibawa sejak lahir).
 
Bahasa Jawa banyak sekali pecahannya. Tidak hanya tingkatannya yang kita kenal basa Ngoko, Krama Madya dan Krama Inggil. Tetapi juga dikenal gandhenging basa yang punya makna, pepindhan, panyandra, paribasan, bebasan, saloka, pasemon, wangsalan, purwakanthi, sampai ke cangkriman yang semuanya dipergunakan dalam pergaulan Jawa sehari-hari. Sebenarnya semua tidak ada yang sulit, sepanjang kita paham dasar-dasarnya.
 
Ada ungkapan Jawa yang mengatakan “Ajar bisa ngalahake dhasar” yang artinya “belajar bisa mengalahkan bakat”. Sepanjang kita mau belajar, lama-kelamaan tidak kalah juga dengan yang berbakat. Mungkin hanya kecepatan tangkapnya saja yang berbeda. Kita lambat, yang punya bakat lebih cepat. Tetapi alah bisa karena biasa. Jadi mengapa tidak kita biasakan?
 
Beberapa link internal di bawah (belum selesai), adalah posting-posting yang terkait dengan warnasari penggunaan basa Jawa kiranya dapat dipirsani, mudah-mudahan bermanfaat.


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Panyandra, pepindhan untuk sesuatu yang khusus (3): Musim
24
Panyandra, pepindhan untuk sesuatu yang khusus (4): Minum
25
“Mbangetake” (menyangatkan) tetapi bukan pepindhan bukan panyandra
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 



No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST