Melanjutkan
tulisan Pepindhan: Membandingkan secara paralel (1), telah dijelaskan bahwa Bila
“sanepa” bersifat menyangatkan tetapi menggunakan “pepindhan” secara terbalik,
maka pepindhan bersifat tidak menyangatkan, hanya menyamakan sesuatu dengan
sesuatu yang lain dengan menggunakan pembanding. Bisa binatang, tumbuh-tumbuhan, keadaan
alam, tokoh wayang dan lain-lain.
Ciri khasnya adalah ada kata “kaya, kadya,
pindha atau lir” yang ketiganya berarti “seperti”.
Dibawah adalah beberapa contoh berikutnya, masih tentang manusia:
Dibawah adalah beberapa contoh berikutnya, masih tentang manusia:
2. SUARA MANUSIA
MENENG CEP KAYA ORONG-ORONG KEPIDHAK: Bunyi orong-orong yang keras,
monoton, tidak nyaman di telinga. Kalau kita hentakkan kaki dekat liangnya,
orong-orong akan sontak diam. Demikian pula halnya dengan manusia. Sedang asyik
ngobrol sendiri-sendiri tahu-tahu boss masuk. Langsung “cep klakep kaya
orong-orong kepidhak”. Dapat dibaca di Kisah orong-orong dan manusia: Kaya orong-orong kepidhak”.
NANGISE NGORONG-ORONG: Orong-orong kalau sudah bunyi tidak
akan berhenti (kecuali “kepidhak” seperti contoh di atas). Jadi yang dimaksud
disini adalah menangis yang tidak berhenti-berhenti.
RAMENE SURAK MBATA RUBUH: Soraknya gemuruh seperti suara
tumpukan bata yang roboh. Mungkin jaman dulu tumpukan bata yang roboh suaranya
sudah dianggap heboh.
SWARANE KAYA GELAP ING MANGSA KAPAT: Suara yang keras dan tiba-tiba. Tidak
ada yang menduga, ibarat guntur di musim kemarau.
WANGSULANE SAUR MANUK: Jawabannya seperti burung
bersahut-sahutan (saur manuk). Perilaku kelompok yang bila ditanya menjawab
bareng-bareng tetapi maunya sendiri-sendiri. Tidak pakai aturan untuk nunggu
giliran satu-persatu.
3. SIKAP, PERILAKU MANUSIA
GALAKE KAYA MACAN MANAK: Orang yang galak (dalam hal ini lebih
pas untuk perempuan karena dikaitkan dengan “beranak”) seperti harimau beranak
(bisa juga disebut dengan KUCING MANAK)
KENESE KAYA DEWI SRIKANDI: Wanita yang “kenes” (banyak bicara
dan lincah) digambarkan seperti tokoh prajurit wanita dalam pedhalangan, Dewi
Srikandi, isteri Harjuna.
LURUHE PINDHA DEWI SEMBADRA: Luruh adalah sabar, kalem. Sesuai
dengan sifat isteri R Harjuna yang satu lagi yaitu Dewi Sembadra yang dikenal
sabar, sederhana, anggun. Catatan: (1) Luruh bisa juga disebut “ruruh”. (2).
Ruruh/luruh untuk laki-laki disebut PINDHA RADEN HARJUNA (JANAKA)
NYENGIT KAYA DHEMIT: Nyengit adalah sifat tidak ramah,
diibaratkan seperti dhemit (sejenis setan Jawa). Apakah dhemit itu nyengit,
sumangga, barangkali ada yang pernah bertemu. Yang jelas pasti membuat takut.
Kelihatannya disini lebih untuk mengepaskan “purwakanthi” nya. SengIT dan
dhemIT.
THINGAK-THINGUK KAYA KETHEK DITULUP: Orang yang clingukan diibaratkan
seperti kera kena sumpit. Dapat dibaca di tulisan Kaya kethek ditulup
4. EMOSI DAN INTELEKTUAL MANUSIA
BUNGAHE KAYA KETIBAN NDARU: Ndaru adalah semacam wahyu yang kalau
jatuh ke seseorang maka diyakini orang itu akan jadi seseorang yang tinggi.
Siapa yang tidak senang (bungah) kalau kejatuhan ndaru.
KEPENGINE KAYA NYIDAM CEMPALUK: keinginan wanita yang sedang ngidam
tidak dapat dicegah. Seseorang yang punya keinginan meluap dan harus dipenuhi
diibaratkan seperti wanita ngidam. Disini dikatakan ngidam cempaluk (buah asam
muda).
NUTURI WONG PINTER PRASASAT NGAJARI
BEBEK NGLANGI: Bebek
sudah pasti perenang ulung. Tidak ada manfaatnya mengajari (nuturi) orang
pandai. Ibarat mengajari bebek berenang.
PINTERE KAYA BISA NJARA LANGIT: (Jara: alat pengebor). Begitu
pandainya sehingga seolah-olah bisa mengebor langit.
PINTERE KAYA BISA NYANCANG ANGIN: (Nyancang: mengikat). Begitu
pandainya sampai diibaratkan bisa mengikat angin. Sering juga dikatakan dengan
“njaring” angin.
SENENGE KAYA BUBUK OLEH LENG: (Bubuk: binatang kecil pemakan kayu;
Leng: liang, lubang kecil). Bubuk mendapat kemudahan karena menemukan liang.
Tentunya senang sekali. Catatan: Kalimat “bubuk
oleh leng” merupakan paribasan (peribahasa) yang menggambarkan orang jahat
mendapat kemudahahan dalam menjalankan kejahatannya. Tetapi dalam “pepindhan”
ini kalimat bubuk oleh leng ini diambil arti harfiahnya, yaitu senangnya bubuk dapat "leng", jangan dikaitkan dengan perbuatan jahat.
5. HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
PENGGALIHE PADHA, PINDHA SURUH LUMAH
LAN KUREP, YEN DINULU SEJE RUPANE, YEN GINIGIT PADHA RASANE: Gambaran orang yang sudah sehati
(galih: hati), laksana permukaan atas dan bawah (lumah lan kurep) daun sirih
(suruh). Bila dilihat (dinulu) beda bentuknya (seje rupane). Bila digigit sama
rasanya.
RAKETE KAYA SEDULUR SINARA WEDI: (Sara: kokoh; Wedi dibaca wèdi:
Sungguh-sunggguh, benar-benar). Jadi gambaran hubungan yang erat (raket)seperti
dengan saudara betulan.
RUKUNE KAYA MIMI LAN MINTUNA: Gambaran sepasang manusia (suami
isteri) yang rukun, kemana-mana selalu bersama seperti sejenis ketam jantan dan
betina yang masing-masing disebut mimi dan mintuna. Dapat dibaca di tulisan
Mimi lan Mintuna
TEPUNGE KALIS KAYA BANYU KARO LENGA: Pergaulan atau hubungannya tidak bisa
campur (kalis)atau rukun seperti air dan minyak
Dilanjutkan
ke PEPINDHAN: MEMBANDINGKAN SECARA PARALEL (3)
No comments:
Post a Comment