Melanjutkan
tulisan Pepindhan: Membandingkan secara paralel (2), telah dijelaskan bahwa Bila
“sanepa” bersifat menyangatkan tetapi menggunakan “pepindhan” secara terbalik,
maka pepindhan bersifat tidak menyangatkan, hanya menyamakan seuatu dengan
sesuatu yang lain menggunakan pembanding.
Pembandingnya bisa binatang,
tumbuh-tumbuhan, keadaan alam, tokoh wayang dan lain-lain.
Ciri khasnya adalah
ada kata “kaya, kadya, pindha atau lir” yang ketiganya berarti “seperti”. Dibawah
adalah lanjutan contoh pepindhan, masih mengenai manusia.
6. FISIK MANUSIA
“Pepindhan”
dalam fisik manusia perlu dibedakan dengan “panyandra” yang sifatnya juga
“pepindhan” untuk fisik manusia. Bedanya
kalau “pepindhan” disini adalah bagian tubuh manusia yang lebih besar atau
umum, sedangkan “panyandra” adalah untuk bagian tubuh manusia yang lebih kecil
atau lebih khusus.
AYUNE KAYA DEWI RATIH: Dewi Ratih merupakan bidadari
tercantik.
BAGUSE
KAYA BATHARA KAMAJAYA: Bathara Kamajaya adalah dewa paling tampan, suami
Bathari Ratih. Dalam upacara mitoni (nujuh bulan untuk wanita hamil) sering
ditaruh cengkir atau kelapa gading muda yang dilukis dengan gambar wayang
Bathara Kamajaya dan Kamaratih, dengan harapan kelak kalau anak dalam kandungan
lahir, bila wanita akan secantik Dewi ratih, bila laki-laki setampan Bathara
Kamajaya
CAHYANE BINGAR KAYA LINTANG JOHAR: Pancaran wajah yang cerah (bingar)
seperti bintang Johar.
CAHYANE NGLENTRIH KAYA REMBULAN
KARAINAN: Pancaran
wajah yang tidak semangat (nglentrih) ibarat rembulan kesiangan (bulan yang
masih terlihat setelah matahari terbit akan tampak suram).
DEDEGE NGRINGIN SUNGSANG: Postur tubuh yang besar di bagian
bawah (seperti pohon beringin dibalik)
DHUWURE
KAYA OTHAK-OTHAK MEGA: Othak-othak adalah tongkat yang biasa digunakan orang
buta. Diibaratkan tingginya (dhuwure) sampai menggapai langit. Bisa digunakan
untuk manusia maupun selain manusia. Misalnya melihat gedung tinggi di Jakarta
(tower, pencakar langit) lalu kita komentar: “Wah dhuwure kaya othak-othak
mega”. Cuma ngomong begitu pada jaman sekarang bisa disenyumi orang banyak.
GAGAH PRAKOSA KAYA RADEN WERKUDARA: Gagah perkasa seperti Raden Werkudara
(Bima)
POLATANE MBRANYAK KAYA RADEN KAKRASANA (bisa juga RADEN SAMBA): Mbranyak:
wajah oval tengadah. Kakrasana adalah Baladewa dimasa muda dan Samba adalah
anak Prabu Kresna.
RUPANE KEMBAR KAYA JAMBE SINIGAR: Wajah yang sama persis ibarat pinang
dibelah dua. Gambaran anak/orang kembar yang wajahnya persis sama (rupane
kembar; bisa juga dikatakan: rupane pleg). Dalam pedhalangan, Nakula dan Sadewa
adalah kembar.
7. GAMBARAN SEBUAH PASUKAN
Merupakan
ucapan ki Dhalang dalam menggambarkan pasukan besar yang sedang berbaris, dari
warna pakaian, jumlah prajurit dan gerakannya.
ABANG PADHA ABANG KAYA ALAS KOBONG: Yang baju merah berkumpul dengan yang
warna bajunya sama, dilihat seperti merahnya hutan yang terbakar.
IJO PADA IJO KAYA BETHET SAYUTA: Sama dengan di atas, disini pasukan
yang seragamnya berwarna hijau diibaratkan seperti burung betet (warnanya
hijau). Disebut satu juta (sayuta) karena banyak sekali.
IRENG KUMPUL PADHA IRENG KAYA GAGAK
RERATON: Warna
seragam hitam disini digambarkan seperti gerombolan (raton, reraton: gerombolan
utamanya burung) burung gagak (warna bulunya hitam)
KUNING PADHA KUNING KAYA PODHANG
RERATON: Seragam
kuning pepindhannya adalah warna burung kepodang yang kuning (raton, reraton:
gerombolan utamanya burung)
PUTIH PADHA PUTIH KAYA KUNTUL NEBA: Putih adalah warna burung kuntul.
Dalam hal ini pepindhannya adalah sekelompok burung kuntul yang serentak “neba”
(bersama-sama turun dari udara ke sawah).
DAWANE BARISAN KAYA SELA BRAKITHI: Begitu panjangnya barisan seperti
iring-iringan semut (brakithi) di atas batu (sela)
UNTABE KAYA SAMODRA ROB: “Untab” adalah keberangkatan suatu
kelompok (pasukan) secara bersama-sama. Gambarannya seperti samodera yang
sedang pasang.
Dilanjutkan
ke PEPINDHAN: MEMBANDINGKAN SECARA PARALEL (4)
No comments:
Post a Comment