Pada
tulisan Serat Wulangreh dan ungkapan-ungkapan yang mendukung bahwa “basa basuki" itu perlu, dijelaskan bahwa Sri Pakubuwana IV menyebutkan watak manusia
ditandai dari laku linggih dan solah muna-muninipun (pupuh Pangkur bait
ke 5).
Ada dua kata kunci disini, yaitu: Laku linggih (perilaku) dan solah
muna-muni (ucapan).
Apa
saja kah perilaku dan ucapan yang tidak basuki ini? Ternyata banyak sekali
“warning” dari Sri Pakubuwana IV yang perlu kita perhatikan. Sehingga supaya
tidak menjadi terlalu panjang maka tulisan ini dibagi menjadi empat bagian.
1
|
|
2
|
|
3
|
Serat Wulangreh: “Laku Linggih” dan “solah muna-muni” yang tidak
sesuai “basa basuki”(3)
|
4
|
11. PUPUH DURMA BAIT KE
4-5
a. Anggunggung: Suka memuji berlebihan.
Kata “nggunggung” ini beberapa kali disebut dalam Serat Wulangreh. Suka
ngunggung (suka memuji) dan gunggungan (suka dipuji) keeduanya tidak baik.
b. Nacad kepati-pati: Mencela secara
berlebihan
c. Memaoni barang karya: Kata memaoni
sama artinya dengan nacad, yaitu mencela. Disini ada tambahan kata “barang
karya”. Kurang-lebih pengertiannya: Mencela pekerjaan orang
Penjelasan
lebih lengkap dapat dibaca pada Sesiku telung prakara menurut Serat Wulangreh: Aja anggunggung, aja nacad kepati-pati lawan aja memaoni barang karya. Khusus
untuk orang yang suka nggunggung dapat dilihat pada posting Serat Wulangreh: Orang nggunggung tentu ada maunya. Adapun bait ke 4 dan 5 selengkapnya sebagai
berikut:
12. PUPUH DURMA BAIT KE
8
a. Ngrasani: Membicarakan seseorang pada
saat yang bersangkutan tidak sedang bersama kita
Penjelasan
mengenai orang yang suka ngrasani ini dapat dibaca pada posting Serat Wulangreh: Aja sok angrasani. Adapun bait ke 8 lengkapnya sebagai berikut:
a. Ngakehken supaos: Suka menggunakan
kata “sumpah”, menyatakan bahwa sesuatu itu benar dengan mengatakan “berani
sumpah”. Orang yang murah sumpah justru bukan orang yang bisa dipercaya.
Selengkapnya
bait ke 5 adalah sebagai berikut:
14. PUPUH WIRANGRONG
BAIT KE 6
a. Ngakehken pepisoh: Pepisuh adalah kata
makian. Kita diminta hemat menggunakan bibir. Jangan begitu gampang memaki
walaupun sedang marah sekalipun. “Misuh” atau memaki samasekali bukan “basa
basuki” melainkan “basa candhala” (candhala: kelakuan yang nista)
Selengkapnya
bait ke 6 adalah sebagai berikut:
a. Angkuh: Tinggi hati, sombong
b. Bengis: Sewenang-wenang
c. Lengus: Tidak ramah (tidak sumanak)
d. Lanas: Brangasan, gampang marah
e. Langar: Kasar
f. Lancang: Mendahului perintah
g. Calak: Mendahului ucapan
h. Ladak: sama dengan angkuh
i. Sumalonong: Kurang ajar
(slonang-slonong)
j. Edak: Sewenang-wenang
k. Ngepak: Meremehkan orang lain
l. Siya-siya: Kejam
m. Jail: Suka mengerjai orang (sudah
disebut pada pupuh Pangkur bait ke 9)
n. Parapadu: Suka bertengkar (padu)
o. Parawadulan: Suka mengadu (wadul)
Lengkapnya
bait ke 7 sebagai berikut:Dilanjutkan ke Serat Wulangreh: “Laku linggih” dan “Solah muna-muni” yang tidak sesuai “basa basuki” (4)
No comments:
Post a Comment