Thursday, May 2, 2013

ORANG YANG SENGAJA MENDATANGI BAHAYA DALAM PARIBASAN JAWA

Di dunia ini ada orang-orang yang berani tetapi tanpa perhitungan. Ada beberapa penyebab, yang pertama karena memiliki sifat adigang dari trias adigang adigung adiguna, kemudian merasa bisa ngempukake watu item (menganggap lunak batu hitam: meremehkan).
 
Orang yang gampang meremehkan dan merasa paling jagoan akan tampil sebagai orang yang kumenthus dan kumaki. Orang seperti ini biasanya juga punya sifat gunggungan. Begitu ada yang memprovokasi, panaslah hatinya, nekadlah tindakannya.
 
Bisa juga karena putus asa. Ia tidak peduli lagi akan keselamatannya karena memang mencari mati.
 
Yang kasihan adalah orang yang mendatangi bahaya karena saking tidak tahunya atau karena teramat bodohnya. Bukan orang yang putus asa, jauh dari sifat sombong tetapi bisa celaka.
 
Di bawah adalah beberapa paribasan Jawa yang kiranya mendukung dan dapat dijadikan rujukan:
 
 
 
Kutuk: Ikan gabus; Ula: Ular; Asu: Anjing. Marani: mendatangi. Yang diparani adalah bahaya yang sesuai untuk kondisi masing-masing:

·         Bahaya untuk ikan kutuk adalah sunduk (bilah bambu seperti yang digunakan untuk membakar sate)

·         Bahaya untuk anjing adalah gebug (alat pemukul biasanya terbuat dari kayu)

·         Bahaya untuk ular adalah gitik (alat pemukul biasanya terbuat dari rotan). Ada yang menyebut Ula marani gebuk, tetapi kalimat ini kurang pas. Gebug adalah untuk anjing.

Sesuai dengan contoh di atas maka pengertiannya adalah orang yang sengaja mendatangi bahaya. Mau menggunakan kata ula, asu atau kutuk terserah pilihan kita, yang penting jangan diubah padanannya. Misalnya menjadi kutuk marani gebug.
 
Contoh: Ada orang desa karena menganggap kota metropolis sama aman dengan di desanya, maka ia tidak melepas perhiasan ketika naik kendaraan umum. Ia pulang nangis karena kalungnya dijambret. Teman-temannya mengatakan: “Ya jenenge kutuk marani sunduk, numpak kendaraan umum kok macak”
 
 
2. GAJAH MARANI WANTILAN
 
Wantilan adalah tiang untuk mengikat gajah. Pengertiannya sama dengan di atas, yaitu sengaja mendatangi bahaya. Hanya menggunakan contoh gajah.
 
Dari contoh Kutuk, Ula, Asu dan Gajah, kita lihat bahwa yang didatangi khas untuk kelemahan masing-masing yaitu sunduk, gitik, gebug dan wantilan. Jadi dalam hal ini kita sengaja mendatangi bahaya yang memang betul-betul bahaya dan posisi kita lemah.
 
Begitu pandainya nenek moyang kita menyusun kata. Gajah kalau sudah diikat di wantilan maka dia akan terikat disitu. Kalau kata-katanya diubah menjadi gajah marani gebug, maka kalau hanya gebug, itu  hal yang ringan bagi gajah, tidak ada bahayanya.
 
 
3. DOLANAN ULA MANDI
 
Ular mempunyai bisa (racun), dan bisa yang kuat dalam bahasa Jawa dikatakan “mandi”. Pengertiannya sama dengan contoh di atas, yaitu sengaja mendatangi bahaya. Tetapi mohon diperhatikan aplikasinya. Sama-sama menggunakan kata “ula” tetapi antara ula marani gitik dan dolanan ula mandi ada perbedaan dalam penggunaannya

·         Ula marani gitik: Kita diibaratkan ular yang sengaja mendatangi bahaya yang memang gawat untuk kita, yaitu gitik. Contohnya dapat dilihat pada butir 1 di atas.

·         Dolanan ula mandi: Ular adalah bahaya yang universal karena punya bisa/racun. Sebagai contoh, seorang pimpinan memberi pengarahan kepada staf yang baru diangkat sebagai Kepala Bagian Keuangan: “Tanggung-jawabmu berat. Hati-hati ya, ikuti aturan dengan baik. Ingat, dolanan ula iku mandi”. Dolanan ula mandi lebih mengarah ke pitutur supaya orang tidak bermain-main dengan sesuatu yang berbahaya.


4. NRAJANG GRUMBUL ANA CELENGE

Menerjang semak-semak (grumbul) ada babi hutannya. Semak-belukar memang tempat persembunyian babi hutan (tentusaja di tempat yang banyak babi hutan) dan semua orang tahu. Kalau kita masih nekad masuk ke semak-semak maka risiko diseruduk babi hutan tentu besar. Pengertiannya sama: Sengaja mendatangi bahaya.
 


5. NGEMPING LARA NGENJAH PATI

Ngemping: minta pekerjaan; Genjah: tanaman yang cepat menghasilkan. Jadi: Pekerjaan yang diminta adalah (sakit) dan yang ingin cepat dihasilkan adalah mati (pati). Pengertiannya adalah sengaja mendatangi kesengsaraan, lebih ke arah orang yang nekad karena putus asa.


6. NGUYANG LARA NEMPUR PATI

Nguyang: beli padi; Nempur: beli beras. Padi kalau ditumbuk akan jadi beras dan sakit kalau diobati akan mati. Itulah yang dibeli: Sakit dan mati. Pengertiannya: Sengaja mendatangi kecelakaan. Sama dengan ngemping lara nggenjah pati, arahnya ke orang putus asa.


LIDING DONGENG

Bahaya harus dihadapi tetapi bukan dengan cara sengaja yang tanpa perhitungan. Sengaja karena sombong dan sengaja karena putus asa sama jeleknya. Kalau bisa dihindari atau dicegah tentunya lebih baik. Kalau harus dihadapi, kita siapkan langkah-langkah setelah analisis situasi mantap. Intinya: Bahaya tidak untuk main-main. Kalau memang mau main-main jangan bermain dengan sesuatu yang bahaya (Iwan MM)

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST