Di
dunia ini ada orang-orang yang berani tetapi tanpa perhitungan. Ada beberapa
penyebab, yang pertama karena memiliki sifat adigang dari trias adigang adigung adiguna, kemudian merasa bisa ngempukake watu item
(menganggap lunak batu hitam: meremehkan).
Orang yang gampang meremehkan dan
merasa paling jagoan akan tampil sebagai orang yang kumenthus dan kumaki. Orang
seperti ini biasanya juga punya sifat gunggungan. Begitu ada yang memprovokasi,
panaslah hatinya, nekadlah tindakannya.
Bisa
juga karena putus asa. Ia tidak peduli lagi akan keselamatannya karena memang
mencari mati.
Yang
kasihan adalah orang yang mendatangi bahaya karena saking tidak tahunya atau
karena teramat bodohnya. Bukan orang yang putus asa, jauh dari sifat sombong
tetapi bisa celaka.
Di
bawah adalah beberapa paribasan Jawa yang kiranya mendukung dan dapat dijadikan
rujukan:
Kutuk:
Ikan gabus; Ula: Ular; Asu: Anjing. Marani: mendatangi. Yang diparani adalah bahaya yang sesuai untuk
kondisi masing-masing:
·
Bahaya
untuk ikan kutuk adalah sunduk (bilah bambu seperti yang digunakan untuk
membakar sate)
·
Bahaya
untuk anjing adalah gebug (alat pemukul biasanya terbuat dari kayu)
·
Bahaya
untuk ular adalah gitik (alat pemukul biasanya terbuat dari rotan). Ada yang
menyebut Ula marani gebuk, tetapi kalimat ini kurang pas. Gebug adalah untuk
anjing.
Sesuai
dengan contoh di atas maka pengertiannya adalah orang yang sengaja mendatangi
bahaya. Mau menggunakan kata ula, asu
atau kutuk terserah pilihan kita,
yang penting jangan diubah padanannya. Misalnya menjadi kutuk marani gebug.
Contoh:
Ada orang desa karena menganggap kota metropolis sama aman dengan di desanya,
maka ia tidak melepas perhiasan ketika naik kendaraan umum. Ia pulang nangis
karena kalungnya dijambret. Teman-temannya mengatakan: “Ya jenenge kutuk marani sunduk, numpak kendaraan umum kok macak”
2. GAJAH MARANI WANTILAN
Wantilan
adalah tiang untuk mengikat gajah. Pengertiannya sama dengan di atas, yaitu
sengaja mendatangi bahaya. Hanya menggunakan contoh gajah.
Dari
contoh Kutuk, Ula, Asu dan Gajah, kita lihat bahwa yang didatangi khas untuk
kelemahan masing-masing yaitu sunduk, gitik, gebug dan wantilan. Jadi dalam hal
ini kita sengaja mendatangi bahaya yang memang betul-betul bahaya dan posisi
kita lemah.
Begitu
pandainya nenek moyang kita menyusun kata. Gajah kalau sudah diikat di wantilan
maka dia akan terikat disitu. Kalau kata-katanya diubah menjadi gajah marani gebug, maka kalau hanya gebug, itu hal yang ringan bagi gajah, tidak ada
bahayanya.
3. DOLANAN ULA MANDI
Ular
mempunyai bisa (racun), dan bisa yang kuat dalam bahasa Jawa dikatakan “mandi”.
Pengertiannya sama dengan contoh di atas, yaitu sengaja mendatangi bahaya. Tetapi
mohon diperhatikan aplikasinya. Sama-sama menggunakan kata “ula” tetapi antara ula marani gitik dan dolanan ula mandi ada perbedaan dalam
penggunaannya
·
Ula marani gitik: Kita diibaratkan ular yang sengaja
mendatangi bahaya yang memang gawat untuk kita, yaitu gitik. Contohnya dapat
dilihat pada butir 1 di atas.
·
Dolanan ula mandi: Ular adalah bahaya yang universal
karena punya bisa/racun. Sebagai contoh, seorang pimpinan memberi pengarahan
kepada staf yang baru diangkat sebagai Kepala Bagian Keuangan:
“Tanggung-jawabmu berat. Hati-hati ya, ikuti aturan dengan baik. Ingat, dolanan ula iku mandi”. Dolanan ula
mandi lebih mengarah ke pitutur supaya orang tidak bermain-main dengan sesuatu
yang berbahaya.
4. NRAJANG GRUMBUL ANA CELENGE
Menerjang
semak-semak (grumbul) ada babi hutannya. Semak-belukar memang tempat
persembunyian babi hutan (tentusaja di tempat yang banyak babi hutan) dan semua
orang tahu. Kalau kita masih nekad masuk ke semak-semak maka risiko diseruduk
babi hutan tentu besar. Pengertiannya sama: Sengaja mendatangi bahaya.
5. NGEMPING LARA NGENJAH PATI
Ngemping:
minta pekerjaan; Genjah: tanaman yang cepat menghasilkan. Jadi: Pekerjaan yang
diminta adalah (sakit) dan yang ingin cepat dihasilkan adalah mati (pati).
Pengertiannya adalah sengaja mendatangi kesengsaraan, lebih ke arah orang yang
nekad karena putus asa.
6. NGUYANG LARA NEMPUR PATI
Nguyang:
beli padi; Nempur: beli beras. Padi kalau ditumbuk akan jadi beras dan sakit
kalau diobati akan mati. Itulah yang dibeli: Sakit dan mati. Pengertiannya:
Sengaja mendatangi kecelakaan. Sama dengan ngemping lara nggenjah pati, arahnya
ke orang putus asa.
LIDING DONGENG
Bahaya
harus dihadapi tetapi bukan dengan cara sengaja yang tanpa perhitungan. Sengaja
karena sombong dan sengaja karena putus asa sama jeleknya. Kalau bisa dihindari
atau dicegah tentunya lebih baik. Kalau harus dihadapi, kita siapkan
langkah-langkah setelah analisis situasi mantap. Intinya: Bahaya tidak untuk main-main. Kalau memang mau main-main jangan bermain dengan sesuatu yang bahaya (Iwan MM)
No comments:
Post a Comment