Friday, March 22, 2013

ORANG-ORANG SEHATI DALAM PARIBASAN JAWA


Bila kita membaca kisah klasik “The Three Musketeers” karya Alexandre Dumas, kita akan berkenalan dengan tiga musketeers: Athos, Pothos dan Aramis yang dudu sanak dudu kadang tetapi betul-betul kompak saling bahu membahu dalam membela raja Perancis.
 
Ubaya (sumpah) mereka adalah “All for one, one for all”. Dalam dunia pedhalangan kita akan menemukan dua putera Pandawa yang senantiasa bahu-membahu, yaitu Gatotkaca dan Abimanyu.
 
Orang-orang sehati ini, ada dalam berbagai jenis dan tingkatan: Misalnya antara laki-laki dan perempuan, di kalangan orang baik maupun orang jahat, kekompakan yang biasa-biasa saja sampai kebersamaan yang patriotik.
 
Beberapa contoh paribasan Jawa mengenai orang-orang yang "sehati" ini antara lain sebagai berikut:
 
 
A. KUMPULAN ORANG JAHAT
 
1. KETHEK SARANGGON (kethek: kera; ranggon: rumah panggung di hutan). Menggambarkan kumpulan orang-orang jahat yang tinggal serumah. Misalnya pencuri, pencopet, perampok dll. Pengertian sederhananya kurang lebih: Markas orang jahat. Di tempat itu mereka berkumpul merencanakan tindak kejahatan yang akan diperbuat.
 
2. GECUL NGUMPUL BANDHOL NGROMPOL (gecul dan bandhol bisa diartikan orang ugal-ugalan, sedangkan bandhol juga mempunyai arti pentolan penjahat; ngumpul dan ngrompol artinya sama, yaitu “kumpul jadi satu”). Peribahasa dengan purwakanthi UL dan OL ini maksudnya adalah: Orang-orang jahat yang sudah seia-sekata untuk melakukan perbuatan tidak baik.
 
 
 
B. DUA ORANG JAHAT YANG SEKONGKOLAN
 
1. DUDUTAN LAN ANCULAN (Anculan: hantu sawah untuk menakut-nakuti burung. Dudutan: tali penarik yang dihubungkan dengan anculan, sehingga penjaga sawah bisa menarik-narik tali tersebut (ndudut) dari gubuk penjaga. Hantu sawah pun bergerak-gerak dan burung-burung terbang ketakutan. Dua orang jahat yang sekongkolan (biasanya untuk menipu) disebut seperti “dudutan dan anculan”.
 
2. SI GEDHEG LAN SI ANTHUK (Gedheg: menggeleng; Anthuk: mengangguk). Sama persis dengan dudutan lan anculan. Dua orang yang sekongkolan untuk menipu. Yang satu menggeleng, satunya mengangguk. Dapat dibaca pada posting Gedheg lan anthuk, dudutan lan anculan
 
3. PIDAK SIKIL JAWIL MUNGKUR maksudnya sama persis dengan dua yang di atas. Ketika saya mau bermain peran, maka sembari ngomong saya injak (pidak) kaki kroni saya, supaya ia tahu bahwa saya sudah mulai. Selain dengan cara injak kaki, bisa juga dengan cara mencolek (jawil) secara tidak kentara (Mungkur: arti harfiahnya membelakangi).
 
 
C. DUA ORANG YANG COCOK SATU SAMA LAIN
 
Contoh di bawah tidak ada kaitannya dengan sekongkolan untuk kejahatan, tetapi benar-benar dua sahabat yang sudah cocok satu sama lain.
 
1. TUMBU OLEH TUTUP (Tumbu: wadah biasanya dibuat dari anjaman bambu, bentuknya segi empat dan ada tutupnya). Tumbu yang tidak berpenutup kemudian mendapatkan tutup menggambarkan dua orang yang sifatnya cocok satu sama lain. Dua orang baru berkenalan kemudian langsung akrab bisa dikomentari dengan: “Wah kaya tumbu oleh tutup”.
 
2. SATU MUNGGWING RIMBAGAN (Satu: sesuatu yang akan dicetak; Munggwing: mungguh ing, berada di; Rimbagan: cetakan. Maksudnya persis dengan “tumbu oleh tutup”.
 
3. KAYA MIMI LAN MINTUNA
 
Mimi dan mintuna, sejenis ketam di pantai yang antara jantan dan betinanya amat rukun. Si jantan (mimi) selalu mengikuti kemana si betina (mintuna) pergi. Menggambarkan sepasang suami isteri yang amat rukun, kemana-mana selalu bersama. Dapat dibaca di posting Mimi lan mintuna. Bebasan ini merupakan contoh pepindhan.
 
 
D. TINGKAT KEERATAN HUBUNGAN
 
1. RENGGANG GULA KUMEPYUR PULUT
 
Ini adalah contoh sanepa dalam paribasan. Gula yang menyatu saja masih dikatakan renggang. Demikian pula pulut (getah) yang lengket masih dikatakan kumepyur (berbutir). Menggambarkan keeratan hubungan “antar manusia” bukan/ tidak terkait dengan “seksual” antara dua orang. Bisa antara sesama jenis bisa pula dengan lawan jenis
 
2. JANGET KINATELON
 
Menggambarkan tingkat kerukunan yang amat sentausa. Menurut Padmasukatja dulu ada perkumpulan yang diberi nama “Janget Kinatelon”, didirikan oleh: RM Suwardi Surjaningrat (Ki Hajar Dewantara), Dr Tjipta Mangunkusuma dan Douwes Dekker (Setyabudi). Janget adalah tali yang terbuat dari kulit dan kinatelon artinya rangkap tiga. Betapa kuatnya: Sudah kuat masih rangkap tiga.
 
 
E. VISI DAN MISI YANG SAMA
 
1. GLATHIK SAKURUNGAN (Sakurungan: satu sangkar) menggambarkan orang-orang yang bersatu dalam kesamaan cita-cita (visi).
 
2. JENANG SALAYAH (Salayah: satu cobek) artinya sama dengan “glathik sakurungan”
 
3. GENDHON RUKON (Gendhon adalah “uret” atau larva serangga semacam kumbang yang ada di bawah pohon salak, aren, dll). Bila sudah mempunya visi bersama (shared vision) maka orang akan melangkah secara bersama pula untuk melaksanakan misi bersama (shared mission). Orang yang  “gendhon rukon” adalah orang yang melakukan semuanya secara bersama. Dapat digunakan juga untuk menggambarkan suami-isteri yang kompak dalam menjalankan tugas rumah-tangga.
 
 
F. SEMANGAT KEBERSAMAAN
 
1. ENDHOG SAPATARANGAN, PECAH SIJI PECAH KABEH (Patarangan: tempat ayam bertelur). Maksudnya adalah dalam satu kelompok, satu orang menderita (digambarkan dengan “pecah siji”) maka yang lain pun akan ikut menderita (pecah kabeh)
 
2. SABAYA PATI SABAYA MUKTI, mati maupun mukti senantiasa bersama. Menggambarkan kerukunan sampai mati walaupun “dudu sanak dudu kadang”
 
 
 
LIDING DONGENG
 
Betapa luhurnya “kebersamaan”. Merujuk kembali pada posting Serat Wulangreh: Tuladha dari kluwak, Sri Pakubuwana IV mengingatkan supaya kita tidak seperti buah kluwak. Waktu muda menyatu (antara kulit buah dan daging buah), setelah tua justru memisah. Akhirnya hanya jadi bumbu pindang. Banyak diantara kita yang seperti itu. Teman sepermainan waktu kecil, bisa berseberangan setelah dewasa. Kita ingatkan kembali pada sebuah paribasan: RUKUN AGAWE SANTOSA, CRAH AGAWE BUBRAH (IwanMM)

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST