Wednesday, January 9, 2013

SERAT RAMA DAN ASTA BRATA (12): BATHARA BRAMA

Melanjutkan tulisan Serat Rama dan Asta Brata (11): Bathara Baruna, Bathara Brama (Brahma) sebagai dewa terakhir dalam pembahasan ini adalah penguasa api yang mampu membakar musuh-musuhnya dengan api yang menjadi andalannya. Ia adalah putra Bathara Guru dan bertempat tinggal di Argadahana, masih dalam kawasan Kahyangan.
 
 
BATHARA BRAMA YANG GALAK MARING MUNGSUH
 
Dalam Serat Rama, penjelasan tentang Bathara Brama hanya satu bait pupuh Pangkur, yaitu bait ke 35. Disini ditekankan bahwa Bathara Brama beserta seluruh anak-buahnya galak kepada musuh-musuhnya (sawadyane gung alit kabeh galak maring mungsuh).
 
Perlu dijelaskan disini bahwa “galaknya” Bathara Brama adalah kepada “musuh”. Semua yang bersalah akan dilumat habis. Disebutkan dalam Serat Rama dengan kata-kata “kaparag” (diterjang) dan “kapusus” (diremas-remas seperti kalau kita mencuci atau “mususi” beras).
 
Oleh sebab itu tirulah Bathara Brama, suaminya Ni Rarasati (lakine Ni Rarasati).
 
Lengkapnya bait ke 35 adalah sebagai berikut:
 
 
 
Bait ke 35 mengakhiri pupuh Pangkur sekaligus mengakhiri pembahasan delapan Dewa dalam Serat Rama.
 
 
LIDING DONGENG
 
Dalam Asta Brata kita kenal Laku hambeging Agni  atau Laku Hambeging Dahana. Api, Dahana adalah api. Pemimpin harus laksana api yang mampu membakar siapa saja tanpa pilih-pilih.
 
Yang dimaksud dengan tanpa pilih-pilih disini adalah “musuh”. Dengan pengertian pemimpin harus mampu menindak siapa saja yang bersalah tanpa kecuali. Tidak ada kata “bakar pilih” dalam kamus Agni atau Dahana.
 
Terhadap rakyat, maka api adalah teman yang memberikan kehangatan dan kehidupan. Kalau harus membakar, maka yang dibakar adalah semangat rakyatnya supaya berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
 
 
CATATAN
 
Kita rujuk kembali ke Bait ke 17 dan 18 pupuh pangkur yang telah ditulis pada Serat Rama dan Asta Brata (4): wajibing raja  agawe tuladan bêcik:
 
 
Delapan sifat dewa tersebut yang kemudian sering kita kenal  dengan sebutan  Asta Brata (istilah ini tidak disebut dalam Serat Rama) harus dimiliki semuanya kalau ingin menjadi pemimpin yang sesungguhnya (sayêkti ing narapati).
 

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST