Melanjutkan
tulisan Serat Rama dan Asta Brata (11): Bathara Baruna, Bathara Brama (Brahma) sebagai
dewa terakhir dalam pembahasan ini adalah penguasa api yang mampu membakar
musuh-musuhnya dengan api yang menjadi andalannya. Ia adalah putra Bathara Guru
dan bertempat tinggal di Argadahana, masih dalam kawasan Kahyangan.
BATHARA BRAMA YANG GALAK MARING MUNGSUH
Dalam Serat
Rama, penjelasan tentang Bathara Brama hanya satu bait pupuh Pangkur, yaitu
bait ke 35. Disini ditekankan bahwa Bathara Brama beserta seluruh anak-buahnya galak
kepada musuh-musuhnya (sawadyane gung alit kabeh galak maring mungsuh).
Perlu
dijelaskan disini bahwa “galaknya” Bathara Brama adalah kepada “musuh”. Semua
yang bersalah akan dilumat habis. Disebutkan dalam Serat Rama dengan kata-kata
“kaparag” (diterjang) dan “kapusus” (diremas-remas seperti kalau kita mencuci
atau “mususi” beras).
Oleh sebab itu tirulah Bathara Brama, suaminya Ni
Rarasati (lakine Ni Rarasati).
Lengkapnya
bait ke 35 adalah sebagai berikut:
Bait
ke 35 mengakhiri pupuh Pangkur sekaligus mengakhiri pembahasan delapan Dewa
dalam Serat Rama.
LIDING DONGENG
Dalam
Asta Brata kita kenal Laku hambeging Agni atau Laku Hambeging Dahana. Api, Dahana adalah api. Pemimpin harus
laksana api yang mampu membakar siapa saja tanpa pilih-pilih.
Yang dimaksud dengan tanpa pilih-pilih disini
adalah “musuh”. Dengan pengertian pemimpin harus mampu menindak siapa saja yang
bersalah tanpa kecuali. Tidak ada kata “bakar pilih” dalam kamus Agni atau
Dahana.
Terhadap rakyat, maka api adalah teman yang memberikan
kehangatan dan kehidupan. Kalau harus membakar, maka yang dibakar adalah
semangat rakyatnya supaya berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
CATATAN
Kita
rujuk kembali ke Bait ke 17 dan 18 pupuh pangkur yang telah ditulis pada Serat Rama dan Asta Brata (4): wajibing raja agawe tuladan bêcik:
Delapan
sifat dewa tersebut yang kemudian sering kita kenal dengan sebutan Asta Brata (istilah ini tidak disebut dalam
Serat Rama) harus dimiliki semuanya kalau ingin menjadi pemimpin yang
sesungguhnya (sayêkti ing
narapati).
No comments:
Post a Comment