Melanjutkan tulisan: Gugon tuhon, tidak sekedar “ora ilok” (6): Perilaku minum, maka perilaku duduk kita pun juga banyak
“wewaler”nya. Umumnya adalah mengenai bagaimana cara kita duduk dan apa yang
kita gunakan sebagai alas duduk.
Di bawah adalah beberapa contoh perilaku yang
menjadi larangan setidaknya pada jaman dulu, karena pada masa sekarang hal-hal
tersebut sebagian besar sudah tidak kita lakukan khususnya bagi yang bermukim di perkotaan
1. AJA LUNGGUH, NGADEG, ANDHODOK ANA TENGAH LAWANG
MUNDHAK SIYAL OLEHE GOLEK BOJO
Sudah jelas bahwa
pintu adalah tempat orang keluar masuk. Kalau kita duduk atau jongkok di tengah
pintu akan menghambat keleluasaan orang yang lalu-lalang. Kaitannya dengan
orang sial cari jodoh tentunya tidak ada. Hanya perlambang dan hukum timbal
balik bahwa orang yang suka menghambat orang lain akan dapat balasan yang sama.
Disini diberi ancaman susah jodoh. Tentunya orang tidak ingin mendapat
kesulitan untuk yang satu ini. Takutlah dia jongkok di tengah pintu.
2. AJA ANDHODHOK SUWE-SUWE, BESUK MUNDHAK DOBOL SAGENTER
Jangan
jongkok terlalu lama, karena kelak akan “dobol” (ambein, bawasir) panjangnya
“sagenter” (genter: galah). Ambein sepanjang itu tentunya tidak mungkin
terjadi. Tetapi jongkok terlalu lama memang meningkatkan tekanan dalam perut
dan menghambat peredaran darah bagian bawah tubuh kita. merupakan faktor risiko terjadinya ambein. Dalam hal ini pesannya benar, risikonya pun benar, tetapi
dilebih-lebihkan. Mengapa dilebih-lebihkan tentunya supaya orang takut. Duduk
jongkok berlama-lama disamping berpengaruh terhadap kesehatan yang bersangkutan
juga tidak sedap dipandang mata.
3. AJA LUNGGUH ANDHA, MUNDAK KEWIRANGAN
“Andha”
adalah tangga yang biasa kita pakai untuk memanjat. Biasanya “andha”
disandarkan di dinding, lalu anak tangganya kita duduki. Kalau kita tidak
waspada terhadap posisi sandar dan tempat pijakan tangga bisa-bisa terjadi kecelakaan. Kalau hanya
tangga yang jatuh masih untung. Kalau tangga menjatuhi sesuatu, bisa terjadi
kerusakan terhadap barang yang kejatuhan. Yang paling apes kalau tangga jatuh
menimpa kita. Berlakulah peribahasa “jatuh dihimpit tangga”. Apa tidak malu?
Makanya dikatakan “kewirangan” yang artinya dipermalukan.
4. AJA SOK NGLINGGIHI KRAMBIL, IKU PRASASAT NGLINGGIHI
ENDHASE WONG TUWA
“Krambil”
atau kelapa memang bentuknya menyerupai kepala manusia. Disisi lain kelapa
adalah bahan makanan dan orang Jawa umumnya menaruh hormat kepada bahan
makanan. Duduk di atas kelapa disamakan dengan duduk di atas kepala orang tua
yang berarti penghinaan. Selain itu kelapa mudah tergulir karena bentuknya yang
bulat. Kalau diduduki kurang stabil.
5. AJA LUNGGUH LEMEK GODHONG GEDHANG, NEK LELUNGAN
MUNDHAK KEPESING
Daun pisang
banyak dipakai sebagai pembungkus atau alas makanan. Kalau kita pakai duduk
berarti kita akan mengotori makanan yang akan dibungkus atau dialasi daun
pisang tersebut. Demikian pula kalau yang kita duduki adalah daun pisang bekas
pembungkus atau alas makanan. Bagian pantat pakaian kita yang akan kotor.
Ancamannya: kalau bepergian akan kebelet berak atau terberak-berak (kepesing)
di perjalanan.
6. AJA LUNGGUH TAMPAH, MUNDHAK DUWE LARA AYAN
Mengingat
tampah adalah tempat menaruh makanan, maka kalau kita duduki berarti kurang
hormat pada makanan. Ancamannya: akan sakit ayan.
7. AJA LUNGGUH LEMEK TEPAS, YEN ANA PASAR MUNDHAK
DITARKA NGUTIL
“Tepas”
adalah kipas yang terbuat dari anyaman bambu, biasanya kita gunakan untuk
mengipasi bara api supaya menyala. Berarti “tepas” banyak beroperasi di dapur.
Kalau kita pakai alas duduk, kasihan yang kerja di dapur, mereka bisa kelabakan mencari alat
yang amat diperlukan tersebut. Ancamannya: Kalau ke pasar akan didakwa mencopet
(mengutil). Risikonya dipukuli massa.
8. AJA LUNGGUH LEMEK SAPU, MUNDHAK ORA ILOK
Sapu adalah
alat pembersih lantai. Kotoran di lantai bisa macam-macam. Mulai sekedar debu,
sisa makanan sampai barang busuk termasuk tahi. Kalau kita pakai duduk tentunya
pantat kita akan ketempelan kotoran.
KESIMPULAN
Posisi duduk
kita disamping menunjukkan tingkat kesantunan dan tepaselira
kita pada orang lain juga berpengaruh terhadap kesehatan kita. Apa yang kita duduki bisa membahayakan kalau
barangnya tidak stabil. Barang yang kita duduki bisa kita kotori maupun
mengotori kita. satu hal lagi, tidak hanya makanan, tetapi tempat makanan pun perlu kita hormati. Semua dikemas dalam “wewaler” dengan ancaman yang bisa tidak
masuk akal tapi membuat orang takut melanggar. Dengan adanya ancaman yang didengar dan diikuti tanpa reserve maka
jadilah “gugon tuhon” (IwMM)
1 comment:
Mau tau yang lagi berita ter update dan lagi trend kunjungi BeritaTerUpdate
Post a Comment