Bambu
adalah tanaman yang amat akrab dalam kehidupan orang Jawa. Tidak kalah dengan
kelapa, pisang dan padi. Amat banyak perabot rumah tangga terbuat dari bambu
sebelum terpinggirkan oleh saingannya yang bernama plastik. Rumah bambu
(gedhek) sampai saat ini masih ada dan kasihan juga karena rumah bukan tembok
berlantai tanah menjadi salah satu kriteria menetapkan kemiskinan. Walau
demikian kerinduan kepada bambu rupanya muncul lagi. Banyak kita lihat
hotel-hotel berbintang dan restoran-restoran ternama menghiasi interiornya
dengan bambu, termasuk dinding bambu.
LAGUNYA
JAHANAM (AYO NGISING)
Tentunya
Bapak/Ibu pernah mendengar lagu ini “Ayo
ngising ayo ngising; ning kebon ning kebon; tutupi godong pring tutupi godong
pring; ndang garing ndang garing” yang dinyanyikan kelompok Jahanam. Tidak
masuk akal juga, masa tinja kalau ditutup daun bambu (pring) akan cepat kering.
Tapi ini kan masalah permainan “guru swara” dengan akhiran “ing” semua dalam
setiap baris.
Kala
itu saya mengikuti pertemuan di Thailand, kemudian ikut tour ke obyek-obyek
wisata di sekitar Bangkok. Pemandu wisatanya dua, satu laki-laki dan satu
perempuan. Di atas bis wisata, guide yang cewek menyapa saya: “What is your nationality,
sir?” Ketika saya katakan bahwa saya orang Indonesia, dia menyambung lagi
dengan ceria: “I know Indonesian song”, kemudian ia menyanyi. Saya pikir ia mau
menyanyi lagu “Bengawan Solo” atau lagu-lagu Indonesia yang “go international”
lainnya. Ternyata ia melantunkan “Ayo
ngising, ayo ngising .....”
Si
cewek Thailand mengakhiri lagunya dengan tertawa-tertawa. Ganti saya yang
tanya: “You know the meaning?” “No sir, just the song”. Lalu saya jelaskan
kepada si pramuwisata yang cewek itu: “Ayo,
means please. Then ngising ....” saya
berpikir sejenak: “Ngising means wake
up”. Saya tidak terlalu bohong. Bukankah lagu ini aslinya “Are you sleeping,
are you sleeping, brother John .....”
Saya
pikir ceriteranya berhenti sampai di situ. Ternyata tidak. Ketika kita hampir
sampai tujuan, melihat teman (Indonesia juga) yang duduk di depan saya
tertidur, si guide mendekati, menepuk bahunya pelan-pelan dan berkata dengan
pedhe: “Ayo ngising sir, we will arrive in one minute”. Tentusaja beberapa
teman Indonesia tertawa. Sementara teman yang terjaga dari mimpinya, kelihatan
bego dalam kemelut “bangun” dan “ayo ngising”.
“Rasain
lu”, guman saya. Bagaimanapun hati saya senang bahwa kata “Pring” (bambu) bisa
diucapkan oleh orang yang bukan Indonesia di luar Indonesia, walaupun
pronounciation-nya tidak sempurna. Orang Thai banyak yang tidak fasih
mengucapkan huruf “R”. (IwMM)
Dilanjutkan
ke BAMBUDAN UNGKAPAN JAWA (2): DONGENG DAN PARIBASAN
2 comments:
ĦăªĦăĦăĦăª
Asli pak.
Menggelitik. Wake up
hahaha... ngakak saya baca tulisan sampeyan pak...
lumayan, ketawa pagi2 bikin mood kerja tambah naik
Post a Comment