Sunday, July 8, 2012

WASIYAT DALEM KGPAA MANGKUNEGARA III: TEMEN, MANTEP, GELEM, NGLAKONI, AJA KAGETAN, AJA GUMUNAN

Wasiyat ini saya baca di web Yayasan Sastra Lestari, Surakarta, dengan alamat www.sastra.org. Empat yang pertama dari wasiyat dalem tersebut, yaitu Temen, Mantep, gelem dan Nglakoni, masing-masing ditinjau dari dua aspek: Lahir dan batin. Aslinya dalam bahasa Jawa, bukan tembang, dan saya terjemahkan sebagai berikut:

1. TEMEN

Dari aspek lahir berarti dalam mengerjakan sesuatu harus sungguh-sungguh, tidak menggampangkan atau sembrana. Baik diawasi maupun tidak, tetap bekerja dengan rajin. Tujuannya hanya satu, bisa menetapi kewajiban yang ditugaskan, sehingga bisa dipercaya untuk hal-hal yang penting apalagi yang remeh-remeh. Dari aspek batin “temen” adalah tidak curang kepada sesama, ucapannya “prasaja” tidak lamis, sehingga ia disebut suci lahir dan batin.

Dalam bahasa yang sederhana, temen adalah: melakukan sesuatu dengan rajin dan serius, tetapi tidak ada kaitan dengan kualitas hasil kerja

Tulisan terkait: Sapa temen nemu temen aja nganggep mokal ganthamu

2. MANTEP

Dari aspek lahir berarti semua yang sudah kita sanggupi harus bisa selesai. Tidak boleh berkeluh-kesah, semua dikerjakan dengan  tidak sembrana, tidak membanding-bandingkan, tidak iri dengan yang lain. Sehingga ia disebut sebagai orang yang setia pada janji. Adapun dari aspek batin, “Mantep” adalah apa yang sudah dikehendaki harus terlaksana, apa yang dicita-citakan harus tercapai,  tidak boleh patah semangat, tidak boleh bosan, sehingga tidak disebut sebagai orang yang bosanan, mencla-mencle kelakuannya


3. GELEM

Dari aspek lahir, “gelem” (Sanggup, Purun) berarti tidak akan malas, tidak takut tetapi juga tidak kehilangan kewaspadaan. Semua tugas yang berat dan gawat akan dilaksanakan dengan baik sehingga disebut orang yang sentausa dalam melaksanakan tugas. Adapun dari aspek “batin” berat maupun ringan yang dirasakan hati tidak boleh mengeluh atau nelangsa. Tujuannya satu, bisa melaksanakan sampai selesai dengan baik, sehingga ia disebut orang yang sentausa tekadnya.

Tulisan terkait: "Guna, Kaya dan Purun"

4. NGLAKONI

Dari aspek lahir, “nglakoni” sebagai kelanjutan dari “gelem” maka dalam melaksanakan pekerjaan (nglakoni) harus empan papan (melihat situasi dan kondisi), sabar dan telaten tetapi tidak mandeg, mampu memilah dan memilih mana yang wajib mana yang bukan, tidak campur aduk dalam pelaksanaan. Sedangkan dari aspek “batin” maka berat atau ringan yang dirasakan hati harus dilaksanakan, dengan pandangan luas dan tanpa pamrih sehingga hati legawa dalam melaksanakan tugas. Tidak “urup-urupan (hangat-hangat tahi ayam), apa yang ditugaskan harus mampu menyelesaikan. Hidup akan menjadi tidak pernah merasa sengsara.

Catatan: Nglakoni disini berarti "melaksanakan pekerjaan" bukan pengertian yang lain dari nglakoni, yaitu "tirakat".

5. AJA KAGETAN

Bukan kaget karena mendengar kerasnya suara (misalnya halilintar), tapi kagetnya hati. Supaya kita tidak kagetan, harus meyakini bahwa nasib seseorang sudah ditentukan sesuai perbuatan masing-masing. Yakin bahwa dunia ini ada dalam kekuasaan pengadilan gaib yang langgeng. Sehingga hati menjadi sabar.

6. AJA GUMUNAN

Supaya bisa demikian, kita harus meyakini bahwa manusia sebenarnya sudah kebanjiran kasih sayang Allah yang tanpa batas. Apa yang kita inginkan, apabila kita bersungguh-sungguh pasti dapat kita capai dan membuahkan kebahagiaan sesuai dengan amalan masing-masing. Dengan demikian kita tidak akan iri dan dengki kepada sesama terhadap keberuntungan apapun yang terjadi pada mereka.  Kita yakin bahwa semuanya adalah kehendak Allah atas sifat “temen” dari mereka yang dikaruniai kebahagiaan.

KESIMPULAN
Modal dasar kita dalam melaksanakan tugas adalah sifat “Temen” (sungguh-sungguh, serius, rajin, jujur). Bila kita “Gelem” (sanggup melakukan, berkomitmen) tentunya  hati harus “mantep”. Komitmen (gelem) tentunya harus ditindaklanjuti dengan “Nglakoni” yaitu tindakan kita, langkah-langkah kita dalam menyelesaikan tugas. Selanjutnya dalam perjalanan kita melaksanakan tugas, akan banyak hal-hal yang terjadi, termasuk hal-hal yang kita anggap aneh, ajaib, tidak masuk akal, luar biasa, dan lain-lain. Oleh sebab itu “aja kagetan” dan “aja gumunan” (IwMM)

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST