Tuesday, May 8, 2012

SYARAT PUNYA “KAREP” HARUS: “ULAT MADHEP ATI MANTEP”

Karep” adalah “tujuan”. Dalam bahasa sekarang boleh disamakan dengan “visi”, yaitu keadaan masa depan yang diinginkan dan harus bisa dicapai pada kurun waktu tertentu. Jadi “karep” bukan sekedar angan-angan orang yang menggantang asap, karena akhirnya  kita akan dikatakan “kaya cecak nguntal empyak”. (Baca: Keinginan yang terlalu tinggi).

Sebelum “karep” atau “visi” dijabarkan menjadi: misi, strategi, langkah-langkah dan seterusnya harus ada “nilai-nilai” atau “values” sebagai landasan bertindak kita. “Ulat madhep ati mantep” adalah nilai-nilai yang dimaksud.

Ulat madhep” adalah sikap wajah kita. Kalau kita mau berjalan ke barat tentunya muka menghadap ke barat dan tidak “tolah-toleh” lagi. Sedangkan “Ati mantep” adalah tak ada keraguan di hati. Didukung rasa percaya diri sehingga punya keyakinan akan berhasil. Ia tahu pasti banyak hambatan dan tantangan untuk mencapainya, tetapi ia tahu pula bahwa ia tidak boleh ragu-ragu. Kalau hati dibelit ragu ingat kata-kata: Yen wania ing gampang wedia ing ewuh samubarang nora tumeka.

Kalau dikatakan “loro-loroning atunggal” maka maksudnya antara fisik dan rohani berada dalam satu derap langkah: Ulat madhep ati mantep. Dalam hal ini saya pernah diberi nasihat: Kalau kamu punya “karep” kebahagiaan di akhirat, maka beribadahlah dengan “ulat madhep ati mantep”. Sebagai contoh dalam menjalankan sholat, hadapkan tubuh dan wajahmu ke arah kiblat (ulat madhep). Demikian pula kalbumu jangan lari kekanan dan kekiri. Harus mantap bahwa kamu sedang sholat (ati mantep).

Sementara teman yang suka berseloroh mengatakan: Ulat madhep ati mantep mangan melu maratuwa. Wah kalau seperti ini ya lama-lama bisa menjadi Kemladheyan ngajak sempal (IwMM).

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST