Melanjutkan
posting Serat Sabda tama: Aji Mumpung, dalam perbendaharaan “Paribasan Jawa”
pun disebutkan tentang orang-orang yang mempraktekkan “aji mumpung” alias memanfaatkan peluang (dalam konotasi jelek) ini. Memang
tidak disebut secara eksplisit, tetapi kelakuannya adalah “aji mumpung”, dan
yang menarik, pengguna aji-aji ini adalah semua jenis manusia. Tidak ada
bedanya antara yang besar maupun yang kecil. Satu kesamaannya, mereka adalah
orang-orang yang tidak bisa memegang amanah. Kita lihat tujuh peribahasa di
bawah ini:
1.
PALANG MANGAN TANDUR
Peribahasa
yang sama dalam bahasa Indonesia adalah “pagar makan tanaman”. Artinya orang
yang diberi kepercayaan menjaga, malah merusak tanaman yang dipercayakan
kepadanya. Yang menyedihkan, tugas orang ini memang “palang” atau “pagar”, jadi
yang bertanggung-jawab terhadap semua yang dikelilingi pagar yang dipercayakan
kepadanya.
2. NGEMUT LEGINING GULA
Kalau
kita mengulum kembang gula dan terasa enak (misalnya: manis) pasti akan kita
habiskan. Maksud peribahasa ini adalah: Orang yang dipercaya untuk menjaga
sesuatu milik orang lain, setelah tahu manfaatnya lalu digerogoti pelan-pelan, dimanfaatkan sendiri,
bisa terjadi juga tidak dikembalikan kepada pemiliknya.
3.
PITIK TRONDHOL DIUMBAR ING PEDARINGAN
Trondhol: Tidak punya bulu; Pedaringan: Tempat menyimpan beras. Pitik
trondol menggambarkan orang miskin (mohon dibaca juga: Pitik trondhol dibubuti).
Peribahasa ini menggambarkan orang miskin dipercaya menjaga sesuatu yang ia
butuh tetapi tidak punya. Jadi tentunya ingin “ngincipi legining gula”. Ya
kasihan orang miskin kalau kemudian dijadikan “lebak ilining banyu”. Tetapi
paribasan ini menunjukkan bahwa “aji mumpung” juga bisa digunakan oleh orang
yang tidak berada.
4. WEDHUS DIUMBAR ING PEKACANGAN
Kalau
ini jelas sekali, mana ada kambing tidak suka daun kacang. Orang yang disuruh
menjaga barang yang memang ia suka, seandainya ia tidak kuat imannya pasti
memanfaatkan peluang untuk menyalahgunakan wewenang.
5. PECRUK TUNGGU BARA
Pecruk: Sejenis burung pemakan ikan; Bara: Semacam keramba. Sama dengan nomor 4 di atas, hanya disini pecruk menggantikan kambing.
6. NYEMPAL SAMBI MANCAL
Nyempal: mematahkan; Mancal: mengayuh. Semacam sambil meyelam minum air dalam konotasi buruk. Pengertiannya adalah mengambil barang milik orang yang tinggal serumah.
7. TENGU MANGAN BRUTUNE
Tengu: Kutu kecil; Brutu: bagian ekor ayam, tempat bulu ekor menancap). Disini diibaratkan tengu yang diberi tugas (sebenarnya kurang pas) menjaga brutu (tempat yang tertutup, tidak kelihatan) justru memakan (menggigit) brutu yang harus dijaganya. maksudnya adalah orang yang dipercaya menjaga sesuatu barang tetapi kemudian dicuri sendiri.
KESIMPULAN
Siapapun
yang tidak kuat iman bisa tergelincir untuk menggunakan aji mumpung. Barang
apapun bisa menjadi obyek aji mumpung. Aji “mumpung” yang paling bagus adalah
“mumpung gedhe rembulane, mumpung jembar kalangane”. Mumpung kita masih hidup,
mumpung kesempatan masih sebesar rembulan dan seluas lingkarannya,
banyak-banyaklah beristigfar dan berbuat kebajikan dengan memperbanyak amal
ibadah, yang pernah saya tulis dalam
dalam “Tembang Ilir-Ilir” (IwMM)
No comments:
Post a Comment