Monday, January 7, 2013

SERAT RAMA DAN ASTA BRATA (10): BATHARA KUWERA

Lanjutan dari Serat Rama dan Asta Brata (9) Bathara Bayu. Beda dengan Bathara Surya, Bayu, Candra yang banyak dikenal orang sebagai dewa Matahari, angin dan rembulan, bahkan namanya juga dipakai untuk nama manusia, maka untuk Bathara Kuwera, kira-kira banyak yang tidak mengenalnya. Saya sendiri juga belum pernah ketemu orang yang namanya “Kuwera”.
 
 
SIAPAKAH BATHARA KUWERA?
 
Dalam hal ini ada lebih dari satu versi. Salah satunya mengatakan bahwa Bathara Kuwera bersama beberapa dewa lainnya antara lain Bathara Brama, Yama, Candra dan Kamajaya adalah putra ketiga Sanghyang Ismaya
 
Versi lain menyebutkan bahwa Bathara Kuwera sebelumnya adalah Prabu Danapati dari Kerajaan Lokapala, saudara satu ayah dengan Dasamuka. Karena Dasamuka ingin menguasai kerajaan Lokapala, maka terjadilah pertarungan antara Dasamuka melawan Danapati. Keduanya sama-sama sakti.
 
Ada dua versi lagi disini: Yang pertama karena tidak jelas siapa yang kalah maupun menang maka para dewa pun turun dari Kahyangan dan melerai. Setelah bernegosiasi, akhirnya Danapati rela menyerahkan kerajaannya dan sebagai gantinya ia diberi kedudukan yang lebih tinggi, yaitu diangkat menjadi dewa di kahyangan. Adapun versi yang satu lagi mengatakan bahwa Danapati berhasil dikalahkan, tewas dan diangkat ke kahyangan sebagai dewa dengan nama Bathara Kuwera. Inti sebenarnya sama: Meninggalkan bumi, pindah ke Kahyangan dan diangkat menjadi bendahara di alam kadewatan.
 
Orang Jawa yang masih menggunakan Pawukon (horoskop Jawa) mestinya tahu bahwa salah satu dari wuku yang jumlahnya 30 adalah wuku Wuye yang dewanya Bathara Kuwera.
 
 
BATHARA KUWERA YANG NORA NGALEM NORA NUTUH
 
Dalam Serat Rama anggitan Yasadipura I ini, sifat-sifat Bathara Kuwera ini disebut dalam pupuh Pangkur bait ke 31 dan 32. Bathara Kuwera yang kaya tetapi tidak menggunakan kekayaannya (agung mukti boga ..... tan anggepok raganipun), mengikuti kodrat yang seharusnya berlaku (namakaken sarana kang wus kinon amusthi pasthining laku), selalu percaya (amung pracaya kewala) dan tidak ada yang disembunyikan (tan amrih silib. Demikian disebutkan pada bait ke 31.
 
Pada bait ke 32 dijelaskan bahwa Bathara Kuwera amat dipercaya, kaya dan sakti (baris pertama dan ke dua). Satu hal lagi yang penting bahwa Bathara Kuwera tidak pernah memuji (ngalem) maupun mencela (nutuh). Apapun yang terjadi ia tidak pernah memberi reaksi.
 
Lengkapnya pupuh Pangkur bait ke 31 dan 32 sebagai berikut:

 
LIDING DONGENG
 
Dalam Asta Brata kita kenal Laku Hambeging Bumi atau Laku Hambeging Kisma. Laku ini cocok dengan sifat-sifat Bathara Kuwera yang kaya, sakti, tidak pemarah dan menyerahkan segala sesuatu pada kodratnya.
 
Seorang pemimpin hendaknya meneladani sifat bumi (kisma), yang dapat dijadikan tempat berpijak, tempat berlindung dan tempat mencari nafkah. Apapun yang ditanam, apapun yang digali dari perut bumi, akan bermanfaat. Bumi tidak pernah minta balasan, bumi juga tidak pernah marah walaupun kita ludahi dan kencingi. Ia terima dengan ikhlas, ia maafkan dan ia serahkan pada kodrat masing-masing.
 
Bumi yang selalu welas asih dan ikhlas berkorban apapun demi kesejahteraan umat manusia hendaknya diteladani oleh seorang pemimpin. (IwMM)
 
Dilanjutkan ke Serat Rama dan Asta Brata (11): Bathara Baruna

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST