Lanjutan dari Serat Rama dan Asta Brata (9) Bathara Bayu. Beda dengan Bathara Surya, Bayu, Candra yang banyak
dikenal orang sebagai dewa Matahari, angin dan rembulan, bahkan namanya juga
dipakai untuk nama manusia, maka untuk Bathara Kuwera, kira-kira banyak yang
tidak mengenalnya. Saya sendiri juga belum pernah ketemu orang yang namanya
“Kuwera”.
SIAPAKAH BATHARA KUWERA?
Dalam hal ini ada lebih dari satu versi. Salah
satunya mengatakan bahwa Bathara Kuwera bersama beberapa dewa lainnya antara lain Bathara Brama, Yama, Candra dan
Kamajaya adalah putra ketiga Sanghyang Ismaya
Versi lain menyebutkan bahwa Bathara Kuwera
sebelumnya adalah Prabu Danapati dari Kerajaan Lokapala, saudara satu ayah
dengan Dasamuka. Karena Dasamuka ingin menguasai kerajaan Lokapala, maka
terjadilah pertarungan antara Dasamuka melawan Danapati. Keduanya sama-sama
sakti.
Ada dua versi lagi disini: Yang pertama karena tidak jelas siapa yang
kalah maupun menang maka para dewa pun turun dari Kahyangan dan melerai.
Setelah bernegosiasi, akhirnya Danapati rela menyerahkan kerajaannya dan
sebagai gantinya ia diberi kedudukan yang lebih tinggi, yaitu diangkat menjadi
dewa di kahyangan. Adapun versi yang satu lagi mengatakan bahwa Danapati
berhasil dikalahkan, tewas dan diangkat ke kahyangan sebagai dewa dengan nama
Bathara Kuwera. Inti sebenarnya sama: Meninggalkan bumi, pindah ke Kahyangan
dan diangkat menjadi bendahara di alam kadewatan.
Orang Jawa yang masih menggunakan Pawukon (horoskop
Jawa) mestinya tahu bahwa salah satu dari wuku yang jumlahnya 30 adalah wuku
Wuye yang dewanya Bathara Kuwera.
BATHARA KUWERA YANG NORA NGALEM NORA NUTUH
Dalam Serat Rama anggitan Yasadipura I ini,
sifat-sifat Bathara Kuwera ini disebut dalam pupuh Pangkur bait ke 31 dan 32.
Bathara Kuwera yang kaya tetapi tidak menggunakan kekayaannya (agung mukti
boga ..... tan anggepok raganipun), mengikuti kodrat yang seharusnya
berlaku (namakaken sarana kang wus kinon amusthi pasthining laku),
selalu percaya (amung pracaya kewala) dan tidak ada yang disembunyikan (tan
amrih silib. Demikian disebutkan pada bait ke 31.
Pada bait ke 32 dijelaskan bahwa Bathara Kuwera
amat dipercaya, kaya dan sakti (baris pertama dan ke dua). Satu hal lagi yang
penting bahwa Bathara Kuwera tidak pernah memuji (ngalem) maupun mencela
(nutuh). Apapun yang terjadi ia tidak pernah memberi reaksi.
LIDING DONGENG
Dalam Asta
Brata kita kenal Laku Hambeging Bumi
atau Laku Hambeging Kisma. Laku ini
cocok dengan sifat-sifat Bathara Kuwera yang kaya, sakti, tidak pemarah dan
menyerahkan segala sesuatu pada kodratnya.
Seorang
pemimpin hendaknya meneladani sifat bumi (kisma), yang dapat dijadikan tempat
berpijak, tempat berlindung dan tempat mencari nafkah. Apapun yang ditanam,
apapun yang digali dari perut bumi, akan bermanfaat. Bumi tidak pernah minta
balasan, bumi juga tidak pernah marah walaupun kita ludahi dan kencingi. Ia
terima dengan ikhlas, ia maafkan dan ia serahkan pada kodrat masing-masing.
Bumi yang
selalu welas asih dan ikhlas berkorban apapun demi kesejahteraan umat manusia
hendaknya diteladani oleh seorang pemimpin. (IwMM)
Dilanjutkan ke Serat Rama dan Asta Brata (11): Bathara Baruna
No comments:
Post a Comment