Satu
kata pendek tiga huruf dengan perbedaan pada huruf pertama L dan N ini dari
dulu terus ditanyakan teman-teman. Memang dua kata ini sudah hampir tidak
pernah lagi dipakai dalam percakapan sehari-hari. Pertama kali saya semangat
menjawabnya. Lama-lama bosan juga, padahal yang tanya orangnya beda.
Kemarin
dulu mas Parmo SMS: “Dik, bedane LIR karo NIR iku apa?” Wah ini kalau dijawab
pakai SMS bisa tambah tidak jelas, jadi saya jawab saya: “Telepon saya saja
Mas, biar jelas”.
Dalam
satu menit Mas Parmo sudah nelepon: “Aku ke rumah saja Dik, biar mantap”.
Rupanya
mas Parmo jadi panitia manten. Karena logat Jawanya medhok, maka oleh pemangku
hajat yang kebetulan adiknya sendiri, dia ditugasi menerima acara pasrah
penganten. Sambutan sudah dibuat, dia tinggal baca. Sudah tentu naskah penuh “basa
rinengga” dan dia jadi ragu-ragu sendiri ketika terakhir ada kata-kata: “LIR
ing sambekala”. (Catatan: memang benernya NIR. Mungkin yang mengetik juga “tidak
dhong”)
PENGERTIAN
“LIR”
Ada
beberapa pengertian kata “LIR” bergantung kalimatnya bagaimana.
1. Seperti atau laksana: Misalnya LIR
hapsari tumurun ing marcapada (seperti/laksana bidadari turun ke dunia)
2. Maksud perkataan: Misalnya orang tidak
jelas dengan penjelasan saya, maka ia bisa mengatakan” LIRe piye mas?” Dalam
bahasa yang lebih umum adalah “Jlentrehe piye Mas? (Maksudnya/penjelasannya
gimana, mas?)
3. Menjelaskan maksud yang sebenarnya:
Misalnya menjawab pertanyaan pada butir 2 di atas, kita katakan “LIRe mangkene
Dhi”. Dalam bahasa Jawa sehari-hari kita katakan “Jlentrehe ngene lho Dhik”.
4. Terkait dengan pengertian butir 3, LIR
bisa diartikan juga sebagai “oleh sebab itu”. Misalnya kita katakan: LIRe wong
urip iku kudu tulung-tinulung”. (Oleh sebab itu orang hidup harus tolong-menolong)
5. Yang satu ini agak beda pengertiannya.
DiLIRake: diabaikan, tidak diurus, tidak direken
6. Demikian pula yang satu ini. SaLIRing:
Kesemuanya. Misalnya “SaLIRing titah butuh mangan”. (Semua makhluk butuh
makan).
PENGERTIAN “NIR”
Ada orang yang menyebut “menir” (pecahan beras yang agak lembut tetapi bukan tepung beras) dipendekikan menjadi NIR saja. Tapi yang dimaksud dengan kata NIR dalam bahasa Jawa yang berasal dari basa Kawi adalah: HILANG atau TANPA.
PENUTUP
Kata-kata
yang ditanyakan Mas Parmo tadi adalah kata penutup sambutan yang diketik "LIR". Yang benar
adalah bukan "LIR" melainkan NIR baya, NIR wikara, NIR ing sambekala: Tidak ada bahaya, tidak ada
masalah dan tidak ada halangan. Mas Parmo sebenarnya sudah tahu yang benar
adalah NIR ing sambekala bukan LIR. Tapi ia rancu dengan kata NIR laba.
No comments:
Post a Comment