Bila pada tulisan Manusia harus punya teman (1): Kisah kura-kura, kera, dan ketam, menjelaskan persahabatan antara dua orang
yang setingkat, maka dalam kisah garuda dan ular ini, yang diceriterakan adalah persahabatan antara dua orang yang berbeda
tingkatannya.
Kisah ini dapat dibaca pada Serat
Panitisastra, karya Yasadipura II, pada pupuh ke 4, tembang Pocung bait ke 1
s/d 10 selengkapnya sebagai berikut:
(1) Pucungipun den mateng denya kakaruh, pawong mitra lawan, wong utama
kang linewih, kang sembada berbudi tindak raharjo.
(2) Kaya iku Sang Naga pantes tiniru, duk binuru marang, nenggih ri Sang
Endra Paksi, dumadakan Sang Naga kapanggih lawan.
(3) Mitranipun, Batara Sramba lingipun, heh Naga ta sira, angapa lumayu
gendring, turing Naga amba punika Bathara.
(4) Binabujung mring sang garudha pukulun, saking jrih kalintang, tan
wande kula binukti, turing Naga pan sarwi ajulalatan.
(5) Wuwusipun, Bathara sramba sireksu, heh ta Naga iya, sira apa arsa
urip, iya ingsun kang tutulung marang sira.
(6) Aturipun, Sang Naga inggih kalangkung, kawularsa gesang, nuhun
pitulung sayekti ing Bathara dadya manggiha raharjo
(7) Angling arum, Sang Bathara sramba wau, enggal kumalunga, sira aneng
jongga mami, sigra nembah Naga mulet ing Bathara.
(8) Praptanipun, Sang Endra paksi andulu, yen Naga wus ana, Sang Bathara
sarireki, dadya ilang krodanira Sang Garuda.
(9) Ajrihipun, maring Bathara Srambeku, dadya arsa nembah, wirang mring
Naga tan sipi, tan nembaha ajrih maring Sang Bathara.
(10) Bok kasiku, keneng ila-ilanipun, dadya Sang Garudha, ngabekti saking
wiyati, wusnya atur sembah Garuda gya kesah.
TERJEMAHAN
(BEBAS): NAGA DIKEJAR GARUDA
Alkisah seekor naga dalam perjalanannya
kepergok musuh bebuyutannya yaitu burung garuda (Sang Endra Paksi). Terbirit-
birit ia melarikan diri. Beruntunglah ia ketemu sahabatnya yaitu Batara Sramba.
Melihat Naga yang terengah-engah dan
ketakutan, Batara Sramba menyapa: “Hai Naga, mengapa kamu lari lintang pukang
seperti itu?”
Duh pukulun, saya dikejar-kejar Sang Garuda,”
jawab Nada dengan mata jelalatan
Batara Sramba yang baik menjawab dengan
halus: “ Hai Naga, kamu masih ingin hidup apa tidak? Kalau belum mau mati ya
aku akan menolongmu”
Hati Naga senang sekali, terbata-bata ia
matur kepada Batara Sramba: “Saya sungguh masih ingin hidup. Saya mohon
pertolongan Batara supaya selamat”.
Batara Sramba dengan lembut berkata: “Kalau
begitu Naga, mendekatlah, dan segera kalungkan dirimu di leherku. Selebihnya
urusanku”. Naga pun menyembah lalu mengalungkan badannya di leher Batara
Sramba.
Ketika Garuda datang, lemaslah ia karena
melihat Naga nyaman bergulung di leher Batara Sramba. Ia menjadi serba salah. Mau
menyembah ia malu kepada Naga. Mau tidak menyembah, ia takut kepada Batara
Sramba, bisa-bisa kuwalat. Maka ia segera terbang ke angkasa dan menyembah dari ketinggian,
kemudian pergi jauh-jauh.
LIDING DONGENG
Disebutkan pada bait pertama dan kedua:
Beruntunglah orang yang punya sahabat orang yang utama, linuwih, sembada dan berbudi tindak raharja. Contohnya
adalah kisah Sang Naga waktu diburu sang Endra Paksi. Batara Sramba tentunya
punya kedudukan yang lebih tinggi dari Naga, tetapi ia tidak segan menolong
Naga yang dalam kesusahan. (IwMM)
No comments:
Post a Comment