Friday, October 26, 2012

MANUSIA HARUS PUNYA TEMAN (2): KISAH GARUDA, NAGA DAN BATARA SRAMBA

Bila pada tulisan Manusia harus punya teman (1): Kisah kura-kura, kera, dan ketam, menjelaskan persahabatan antara dua orang yang setingkat, maka dalam kisah garuda dan ular ini, yang diceriterakan adalah persahabatan antara dua orang yang berbeda tingkatannya.
 
Kisah ini dapat dibaca pada Serat Panitisastra, karya Yasadipura II, pada pupuh ke 4, tembang Pocung bait ke 1 s/d 10 selengkapnya sebagai berikut:
 
(1) Pucungipun den mateng denya kakaruh, pawong mitra lawan, wong utama kang linewih, kang sembada berbudi tindak raharjo.
 
(2) Kaya iku Sang Naga pantes tiniru, duk binuru marang, nenggih ri Sang Endra Paksi, dumadakan Sang Naga kapanggih lawan.
 
(3) Mitranipun, Batara Sramba lingipun, heh Naga ta sira, angapa lumayu gendring, turing Naga amba punika Bathara.
 
(4) Binabujung mring sang garudha pukulun, saking jrih kalintang, tan wande kula binukti, turing Naga pan sarwi ajulalatan.
 
(5) Wuwusipun, Bathara sramba sireksu, heh ta Naga iya, sira apa arsa urip, iya ingsun kang tutulung marang sira.
 
(6) Aturipun, Sang Naga inggih kalangkung, kawularsa gesang, nuhun pitulung sayekti ing Bathara dadya manggiha raharjo
 
(7) Angling arum, Sang Bathara sramba wau, enggal kumalunga, sira aneng jongga mami, sigra nembah Naga mulet ing Bathara.
 
(8) Praptanipun, Sang Endra paksi andulu, yen Naga wus ana, Sang Bathara sarireki, dadya ilang krodanira Sang Garuda.
 
(9) Ajrihipun, maring Bathara Srambeku, dadya arsa nembah, wirang mring Naga tan sipi, tan nembaha ajrih maring Sang Bathara.
 
(10) Bok kasiku, keneng ila-ilanipun, dadya Sang Garudha, ngabekti saking wiyati, wusnya atur sembah Garuda gya kesah.
 
 
TERJEMAHAN (BEBAS): NAGA DIKEJAR GARUDA
 
 
Alkisah seekor naga dalam perjalanannya kepergok musuh bebuyutannya yaitu burung garuda (Sang Endra Paksi). Terbirit- birit ia melarikan diri. Beruntunglah ia ketemu sahabatnya yaitu Batara Sramba.
 
Melihat Naga yang terengah-engah dan ketakutan, Batara Sramba menyapa: “Hai Naga, mengapa kamu lari lintang pukang seperti itu?”
 
Duh pukulun, saya dikejar-kejar Sang Garuda,” jawab Nada dengan mata jelalatan
 
Batara Sramba yang baik menjawab dengan halus: “ Hai Naga, kamu masih ingin hidup apa tidak? Kalau belum mau mati ya aku akan menolongmu”
 
Hati Naga senang sekali, terbata-bata ia matur kepada Batara Sramba: “Saya sungguh masih ingin hidup. Saya mohon pertolongan Batara supaya selamat”.
 
Batara Sramba dengan lembut berkata: “Kalau begitu Naga, mendekatlah, dan segera kalungkan dirimu di leherku. Selebihnya urusanku”. Naga pun menyembah lalu mengalungkan badannya di leher Batara Sramba.
 
Ketika Garuda datang, lemaslah ia karena melihat Naga nyaman bergulung di leher Batara Sramba. Ia menjadi serba salah. Mau menyembah ia malu kepada Naga. Mau tidak menyembah, ia takut kepada Batara Sramba, bisa-bisa kuwalat. Maka ia segera terbang ke angkasa dan menyembah dari ketinggian, kemudian pergi jauh-jauh.
 
 
LIDING DONGENG
 
Disebutkan pada bait pertama dan kedua: Beruntunglah orang yang punya sahabat orang yang utama, linuwih, sembada dan berbudi tindak raharja. Contohnya adalah kisah Sang Naga waktu diburu sang Endra Paksi. Batara Sramba tentunya punya kedudukan yang lebih tinggi dari Naga, tetapi ia tidak segan menolong Naga yang dalam kesusahan. (IwMM)
 

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST