Melalui Serat Wulangreh, Sri Pakubuwana IV banyak memberikan pitutur kepada anak muda. Pada posting Serat Wulangreh: Anak muda jangan bergaul dengan orang jahat dijelaskan pentingnya memilih teman, melalui pupuh Kinanthi bait ke 5 sebagai berikut:
(5) yèn wong anom pan wis tamtu | manut marang kang
ngadhêpi | yèn kang ngadhêp akèh bangsat | datan wurung bisa juti | yèn kang
ngadhêp kèh durjana | nora wurung bisa maling ||
Artinya kurang lebih:
Anak muda sudah pasti mengikuti siapa yang didekatnya. Kalau dekat bangsat
mereka akan ikut jadi jahat. Selanjutnya sifat-sifat buruk kaum muda yang salah dalam
memilih teman dijelaskan pada pupuh Kinanthi bait ke 8 dan 9, sebagai berikut:
8. lan wong anom-anom iku | kang kanggo ing môngsa iki | andhap asor dipun simpar | umbag gumunggunging dhiri | obrol umuk kang dèn gulang | kumênthus lawan kumaki ||
9. sapa sira sapa ingsun | angalunyat sarta êdir | iku lêlabête uga | nom-noman adoh wong bêcik | êmoh angrungu carita | carita ala lan bêcik ||
Dari bait ke 8 dan 9 tersebut dapat kita rinci sifat-sifat buruk tersebut adalah sebagai berikut:
Pada dua baris pertama bait ke 8 di atas, disebutkan: “Lan wong anom-anom iku; kang kanggo ing môngsa iki”. Maksudnya adalah anak muda pada jaman sekarang. Kita boleh berkelit bahwa mereka kan anak muda pada era Sri Pakubuwana IV pada abad ke 18-19. Kita kan hidup pada abad ke 21. Bagi kita yang sudah tua, marilah introspeksi apakah saat muda kita punya sifat seperti itu? Demikian pula bagi yang sekarang ini masih muda, dapatnya melakukan self assessment terhadap sifat masing-masing. Kalau ada yang seperti itu, hilangkanlah.
KESIMPULAN
8. lan wong anom-anom iku | kang kanggo ing môngsa iki | andhap asor dipun simpar | umbag gumunggunging dhiri | obrol umuk kang dèn gulang | kumênthus lawan kumaki ||
9. sapa sira sapa ingsun | angalunyat sarta êdir | iku lêlabête uga | nom-noman adoh wong bêcik | êmoh angrungu carita | carita ala lan bêcik ||
Dari bait ke 8 dan 9 tersebut dapat kita rinci sifat-sifat buruk tersebut adalah sebagai berikut:
Pada dua baris pertama bait ke 8 di atas, disebutkan: “Lan wong anom-anom iku; kang kanggo ing môngsa iki”. Maksudnya adalah anak muda pada jaman sekarang. Kita boleh berkelit bahwa mereka kan anak muda pada era Sri Pakubuwana IV pada abad ke 18-19. Kita kan hidup pada abad ke 21. Bagi kita yang sudah tua, marilah introspeksi apakah saat muda kita punya sifat seperti itu? Demikian pula bagi yang sekarang ini masih muda, dapatnya melakukan self assessment terhadap sifat masing-masing. Kalau ada yang seperti itu, hilangkanlah.
KESIMPULAN
Anak muda yang
imunitasnya belum tinggi sebaiknya jangan dekat-dekat dengan orang jahat. Ada 7
butir perilaku dalam pupuh Kinanthi bait ke 8 dan 9 di atas yang intinya
adalah: Kehilangan tatakrama, suka omong besar dan merasa dirinya paling hebat.
Hal ini karena “nom-noman adoh wong
becik; emoh angrungu carita; carita ala lan becik” (jauh dari orang
baik-baik, tidak mau dengar ceritera, yang buruk maupun yang baik). Oleh sebab
itu anak muda dianjurkan berteman dengan orang baik-baik dan mau mendengarkan pitutur
orang tua. Dengan kata lain: Diharapkan wong anom taberi jejagongan lan wongtuwa (IwMM)
Tulisan terkait: Kumenthus dan kumaki
Tulisan terkait: Kumenthus dan kumaki
No comments:
Post a Comment