Pada tulisan Serat Wulangreh: Kelakuan “Nom-noman” yang “Adoh Wong Becik disebutkan bahwa anak muda jaman sekarang jauh dari orang baik dan enggan mendengarkan pitutur: “Lan wong anom iku; kang kanggo ing mangsa iki ....... “ kemudian “ .... nom-noman adoh wong becik; emoh angrungu carita; carita ala lan becik”.
Oleh sebab itu diharapkan anak muda rajin “duduk bersama” orang tua. Mendengarkan pitutur sekaligus berdialog. Pada pupuh Kinanthi bait ke 11 dan 12 di bawah disebutkan:
Terjemahan bait ke 11:
Oleh sebab itu orang muda; sebaiknya yang rajin; duduk bersama orang tua; yang mempunyai banyak ceritera; ceritera itu macam-macam; ada yang baik ada pula yang buruk.
Karena ada ceritera yang baik maupun buruk maka pada bait ke 12 dikatakan: Selanjutnya pada bait
ke 12 dingatkan supaya ceritera yang baik dapatnya diteladani dan yang buruk
disingkiri, sebagai berikut:
Yang baik ceriteranya; pastikan untuk diteladani; yang tidak baik jauhilah; jangan kalian ikuti; dan waspadalah terhadap orang yang berceritera; pada masa sekarang ini.
Yang baik ceriteranya; pastikan untuk diteladani; yang tidak baik jauhilah; jangan kalian ikuti; dan waspadalah terhadap orang yang berceritera; pada masa sekarang ini.
Mengapa harus waspada? Karena banyak orang yang punya ceritera banyak tetapi tidak ada manfaatnya. Hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri, seperti ditulis pada bait ke 13 dengan terjemahan sebagai berikut:
Ada orang yang punya banyak ceritera; tetapi manfaatnya tidak ada; hanya dirinya sendiri; yang mendapat manfaat, demikian pula; sifat suka memanas-manasinya yang diumbar; tanpa kira-kira.
KESIMPULAN:
Anak muda dianjurkan
banyak bergaul dengan orang tua karena orang tua punya pengalaman hidup yang
lebih panjang dan pasti punya ceritera baik maupun buruk yang layak dijadikan
contoh. Walaupun demikian dalam pergaulan dengan orang tua tetap harus
hati-hati memilih orang, karena banyak juga yang punya banyak ceritera tetapi
manfaatnya samasekali tidak ada (IwMM)
No comments:
Post a Comment