Melanjutkan Bambu dan ungkapan Jawa (3): Ngelmu Pring (A) yang intinya
membahas makna Pring reketeg gunung
gamping ambrol, pesan kehidupan melalui bambu dan manfaat bambu dalam kehidupan
manusia, pada tulisan ini dibahas lirik selanjutnya yang lebih mendalami makna dari “Ngelmu Pring”
sebagai berikut:
OLEH SEBAB ITU “ELING” LAH
Lirik
Nek ngono pancen penting, Kabeh sing ning nggon wit pring
OLEH SEBAB ITU “ELING” LAH
Lirik
Nek ngono pancen penting, Kabeh sing ning nggon wit pring
Pancen penting
tumraping, Menungsa
sing dha eling
Eling awake, Eling pepadhane, Eling
patine, Lan eling gustine,
Wong urip kudu eling, Bisa urip seka pring,
Tekan titiwancine, Ya digotong nganggo pring,
Bali ning ngisor
lemah, Padha
ngisor oyot pring,
Mulane padha eling, Elinga sing peparing,
Terjemahan
Kalau begitu memang penting, Semua yang ada pada tanaman
Terjemahan
Kalau begitu memang penting, Semua yang ada pada tanaman
Memang penting bagi, Manusia yang selalu ingat
Ingat diri sendiri, Ingat sesamanya, Ingat kematiannya, Dan ingat
Tuhannya
Orang hidup harus ingat, Bisa hidup dari bambu
Sampai saat ajalnya ya digotong pakai bambu
Kembali ke bawah tanah, Sama seperti akar bambu
Oleh sebab itu semua ingatlah, Ingat kepada Yang Maha Memberi
Pesan
Pesan
1. Semua yang
ada pada tanaman bambu amat penting bagi manusia yang selalu ingat pada: Diri
sendiri, sesama manusia, kematiannya dan Tuhannya
2.
Manusia harus ingat bahwa dia bisa hidup dari
bambu, bahkan sampai saat ajalnya pun ia diusung pakai bambu, kembali ke tanah
seperti akar bambu
MANUSIA HARUS PASRAH KEPADA YANG MAHA KUASA
Lirik
Ora bakal tugel, Mergo isa melur,
Lirik
Ora bakal tugel, Mergo isa melur,
Keno dinggo mikul, Ning aja ketungkul
Urip kuwi abot, Ja digawe abot,
Kabeh repot, Sak trek ora amot,
Mulane uripmu, Aja dha kaku,
melura pasraha, Rasah dha nesu,
Ojo mangu-mangu,
Ning terus mlaku,
Senajan ro ngguyu, Ojo lali wektu,
Kowe bakal bisa, Urip rekasa,
Ming kudu percaya, Uga sregep ndongoa
Gusti paringana, Luwih pangapura,
Marang kawula, Ingkang kathah lepat lan dosa,
Aja ngresuloa, Aja
wedi
Dudu kowe ning Gusti, Sing mesthi luwih ngerti,
Sing ngatur urip lan
mati,
Nyukupi rejeki,
Paring tentreming
ati,
Cukup sandang pangan
lan papan,
Bakal mukti pakarti,
Terjemahan
Tidak akan rusak, Karena bisa lentur,
Terjemahan
Tidak akan rusak, Karena bisa lentur,
Bisa dipakai memikul,
Tetapi jangan terlena
Hidup itu berat, Jangan
dibuat berat
Semua repot, Satu truk
tidak muat
Maka hidupmu jangan
kaku
Luweslah, pasrahlah,
Tidak usah marah-marah
Jangan ragu-ragu,
Tetapi teruslah jalan
Walaupun sambil
tertawa, Tetapi jangan lupa waktu
Kamu pasti mampu, Hidup
menderita
Hanya harus percaya,
Juga rajin berdoa
Tuhan berilah anugerah,
Limpahkanlah maaf
Kepada hamba yang
banyak salah dan dosa
Janganlah
berkeluh-kesah, Jangan takut,
Bukanlah kamu tapi
Tuhan, Yang pasti lebih tahu
Yang mengatur hidup dan
mati,
Mencukupkan rejeki,
Memberikan ketentraman
hati
Cukup sandang pangan
papan,
Bakal tercapai sesuai
perbuatan kita
Pesan
Pesan
1. Jangan
terlena dengan kehebatan bambu, walau lentur dan enak dipakai
untuk memikul
2. Hiduplah yang luwes, jangan kaku.
Hidup berat jangan dibuat berat. Jangan ragu, jangan berkeluh-kesah, jangan takut,
jangan marah-marah, tetaplah tertawa tetapi ingat waktu, tetaplah jalan,
manusia pasti mampu mengatasi penderitaan.
3.
Hanya
manusia harus yakin dan senantiasa berdoa, memohon anugerah Allah dan memohon
dibukakan pintu maaf. Tuhan yang mengatur hidup dan mati manusia, lebih tahu
apa yang harus dilakukan untuk memberikan ketenteraman hati, mencukupkan
rejeki, mencukupi sandang, pangan dan papan. Semua akan diberikan sesuai
pakarti kita.
PESAN UTAMA
Itulah kisah bambu dengan pelajaran hidup yang dapat kita gali. Manusia harus mampu mengambil tauladan dari tanaman sejenis rumput ini, sekaligus mengamalkan sebagai bagian dari pengembangan dirinya, manusia yang senantiasa ingat kepada empat hal: Dirinya sendiri, sesama umat manusia, kematiannya dan Tuhannya (IwMM)
Itulah kisah bambu dengan pelajaran hidup yang dapat kita gali. Manusia harus mampu mengambil tauladan dari tanaman sejenis rumput ini, sekaligus mengamalkan sebagai bagian dari pengembangan dirinya, manusia yang senantiasa ingat kepada empat hal: Dirinya sendiri, sesama umat manusia, kematiannya dan Tuhannya (IwMM)
No comments:
Post a Comment