Monday, August 6, 2012

BAMBU DAN UNGKAPAN JAWA (4): NGELMU PRING (B)

Melanjutkan Bambu dan ungkapan Jawa (3): Ngelmu Pring (A) yang intinya membahas  makna Pring reketeg gunung gamping ambrol, pesan kehidupan melalui bambu dan manfaat bambu dalam kehidupan manusia, pada tulisan ini dibahas lirik selanjutnya yang lebih mendalami makna dari “Ngelmu Pring” sebagai berikut:

OLEH SEBAB ITU “ELING” LAH

Lirik

Nek ngono pancen penting, Kabeh sing ning nggon wit pring
Pancen penting tumraping, Menungsa sing dha eling
Eling awake, Eling pepadhane, Eling patine, Lan eling gustine,
Wong urip kudu eling, Bisa urip seka pring,
Tekan titiwancine, Ya digotong nganggo pring,
Bali ning ngisor lemah, Padha ngisor oyot pring,
Mulane padha eling, Elinga sing peparing,

Terjemahan

Kalau begitu memang penting, Semua yang ada pada tanaman
Memang penting bagi, Manusia yang selalu ingat
Ingat diri sendiri, Ingat sesamanya, Ingat kematiannya, Dan ingat Tuhannya
Orang hidup harus ingat, Bisa hidup dari bambu
Sampai saat ajalnya ya digotong pakai bambu
Kembali ke bawah tanah, Sama seperti akar bambu
Oleh sebab itu semua ingatlah, Ingat kepada Yang Maha Memberi

Pesan
1.    Semua yang ada pada tanaman bambu amat penting bagi manusia yang selalu ingat pada: Diri sendiri, sesama manusia, kematiannya dan Tuhannya
 
2.    Manusia harus ingat bahwa dia bisa hidup dari bambu, bahkan sampai saat ajalnya pun ia diusung pakai bambu, kembali ke tanah seperti akar bambu
 
MANUSIA HARUS PASRAH KEPADA YANG MAHA KUASA

Lirik

Ora bakal tugel, Mergo isa melur,
Keno dinggo mikul, Ning aja ketungkul
Urip kuwi abot, Ja  digawe abot,
Kabeh repot, Sak trek ora amot,
Mulane uripmu, Aja dha kaku,
melura pasraha, Rasah dha nesu, 
Ojo mangu-mangu,  Ning terus mlaku,
Senajan ro ngguyu, Ojo lali wektu,
Kowe bakal bisa, Urip rekasa, 
Ming kudu percaya, Uga sregep ndongoa
Gusti paringana, Luwih pangapura, 
Marang kawula, Ingkang kathah lepat lan dosa,
Aja ngresuloa, Aja wedi
Dudu kowe ning  Gusti, Sing mesthi luwih ngerti, 
Sing ngatur urip lan mati,
Nyukupi rejeki,  
Paring tentreming ati,
Cukup sandang pangan lan papan,
Bakal mukti  pakarti,

Terjemahan

Tidak akan rusak, Karena bisa lentur,
Bisa dipakai memikul, Tetapi jangan terlena
Hidup itu berat, Jangan dibuat berat
Semua repot, Satu truk tidak muat
Maka hidupmu jangan kaku
Luweslah, pasrahlah, Tidak usah marah-marah
Jangan ragu-ragu, Tetapi teruslah jalan
Walaupun sambil tertawa, Tetapi jangan lupa waktu
Kamu pasti mampu, Hidup menderita
Hanya harus percaya, Juga rajin berdoa
Tuhan berilah anugerah, Limpahkanlah maaf
Kepada hamba yang banyak salah dan dosa
Janganlah berkeluh-kesah, Jangan takut,
Bukanlah kamu tapi Tuhan, Yang pasti lebih tahu
Yang mengatur hidup dan mati,
Mencukupkan rejeki,
Memberikan ketentraman hati
Cukup sandang pangan papan,
Bakal tercapai sesuai perbuatan kita

Pesan
 
1.    Jangan terlena dengan kehebatan bambu, walau lentur dan enak dipakai  untuk memikul
 
2.    Hiduplah yang luwes, jangan kaku. Hidup berat jangan dibuat berat. Jangan ragu, jangan berkeluh-kesah, jangan takut, jangan marah-marah, tetaplah tertawa tetapi ingat waktu, tetaplah jalan, manusia pasti mampu mengatasi penderitaan.
 
3.    Hanya manusia harus yakin dan senantiasa berdoa, memohon anugerah Allah dan memohon dibukakan pintu maaf. Tuhan yang mengatur hidup dan mati manusia, lebih tahu apa yang harus dilakukan untuk memberikan ketenteraman hati, mencukupkan rejeki, mencukupi sandang, pangan dan papan. Semua akan diberikan sesuai pakarti kita.

PESAN UTAMA

Itulah kisah bambu dengan pelajaran hidup yang dapat kita gali. Manusia harus mampu mengambil tauladan dari tanaman sejenis rumput ini, sekaligus mengamalkan sebagai bagian dari pengembangan dirinya, manusia yang senantiasa ingat kepada empat hal: Dirinya sendiri, sesama umat manusia, kematiannya dan Tuhannya (IwMM)
 

 

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST