Monday, July 16, 2012

KISAH ULAR, KENTHUS DAN ANGSA: SEMUA MENYINGKIRI ULAR

KENTHUS TAKUT ULAR

Alkisah seekor “Kenthus” (Kenthus, Kintel, adalah sejenis katak yang bisa menggembungkan tubuhnya sampai besar) kepergok seekor ular. Ia tidak sempat melarikan diri, satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah menggelembungkan tubuhnya sebagai reaksi mempertahankan diri.

Ular pun bertanya kepada si Kenthus: “Ada apa sih Kenthus, setiap ketemu saya, kamu selalu tidak pernah ramah, bahkan menggelembungkan tubuhmu. Aku ini kan tidak pernah mengganggu kamu. Kesukaanku Katak, bukan Kenthus seperti kamu”.
 
Dengan takut-takut si Kenthus menjawab: “Syukur lah Ular, kalau aku bukan mangsamu dan kamu tidak suka memakan aku. Aku membesarkan tubuh ini kan sekedar jaga-jaga siapa tahu kamu tiba-tiba menyerang aku. Dengan tubuhku yang gembung ini, kamu  akan kesulitan memasukkan diriku ke dalam perutmu”.
 

ANGSA BENCI ULAR

Pada waktu yang lain di tempat yang lain pula, ganti si Ular yang kepergok Angsa. Kali ini si Ular Lareangon atau ular Kisik yang terbirit-birit melarikan diri dan pada akhirnya berhasil menyelinap dengan selamat di sela-sela tumpukan batu bata. Si Ular berbicara dari tempat persembunyiannya dengan terbata-bata:

“Hai Angsa, salahku apa sehingga engkau begitu benci kepada bangsaku. Kalau aku memang jenis makananmu, masih bisa aku memahaminya". Tetapi nyatanya kau tidak pernah memakanku, Kau menyakiti aku setengah mati seperti orang kalap saja. Kau lempar aku kesana kemari, kau tonjok sampai badanku hancur dan  mati, barulah kau puas, lalu pergi begitu saja meninggalkan mayatku yang merana. Itulah yang membuat aku heran setengah mati”.

Angsa pun menjawab dengan ketus: “Ular, kamu tidak usah heran dan tidak perlu tanya apa dosa-dosamu. Kepadaku memang kamu tidak punya salah-apa-apa. Tapi bagaimana kepada Katak?  Mereka sedang duduk tenang-tenang dan sudah cukup puas apabila bisa menangkap nyamuk, tiba-tiba kamu sergap dari belakang. Kamu telan paksa sampai mulutmu kelihatan seperti sobek. Setelah masuk, perutmu jadi gembung kekenyangan, kamu puas lalu tidur. Apa kamu tidak merasa berdosa? Aku ini hanya sekedar membalaskan atas perilaku kejammu kepada katak”.


LIDING DONGENG

(1) Kisah Ular dengan Kenthus: Orang yang sudah diketahui bahwa perilakunya tidak baik, walaupun saat itu tidak berbuat jahat tetap dicurigai.

(2) Kisah Ular dengan Angsa: Tidak ada orang yang suka kepada orang jahat. Bahkan orang yang tidak pernah merasakan kejahatannya pun tidak suka. Contoh ekstrimnya dalam kisah ini, si Angsa sampai tega membunuh si Ular.

Hanya kisah tiga binatang: Ular, Kenthus dan Angsa. Tetapi dapat dijadikan peringatan bagi manusia, apabila kita sudah mendapat “label” tidak baik maka kita akan dijauhi sesama manusia.  (IwMM)

Disadur dari Serat Maduwasita, Ki Padmasusastra, 1918

2 comments:

Unknown said...

leres...
salam rahayu.

Iwan M Muljono said...

matur sanget nuwun


Most Recent Post


POPULAR POST