Wednesday, June 13, 2012

TRENGGILING API MATI

Pembicaraan orang selalu menarik untuk didengar oleh orang lain, baik yang terlibat dengan urusan kita maupun tidak. Motifnya macam-macam. Yang paling ringan adalah yang sekedar ingin tahu apa yang kita bicarakan. Yang menjengkelkan tentunya orang yang ingin kulak warta adol prungon, dia bisa punya bahan untuk diceriterakan di tempat lain, lebih-lebih bila yang kita bicarakan punya nilai jual  bagus. Yang paling berbahaya tentunya kalau yang dicuri dengar adalah rahasia negara yang bisa dijual di negara lain.

Tehniknya pun macam-macam. Ada yang aktif ikut nimbrung dalam pembicaraan bahkan ikut beri komentar, dengan harapan mendapat informasi yang lebih lengkap. Ada yang sebaliknya. Dia justru pura-pura tidak tertarik, pura-pura tidak mendengar, pura-pura sibuk dengan mainannya sendiri, misalnya baca koran atau ber facebook ria. Padahal dia pasang telinga lebar-lebar dan mendengar seluruh pembicaraan

Adalah binatang yang mamanya Trenggiling (Manis javanica, Paramanis javanica), melihat nama latinnya termasuk asli Jawa. Tubuhnya tertutup sisik besar dan keras yang tersusun membentuk lapisan perisai sebagai alat pelindung. Jika merasakan bahaya ia akan menggulung tubuhnya seperti bola, diam, pura-pura mati. Dengan bergulung, bagian perutnya yang lunak akan terlindung. Dengan pura-pura mati, musuhnya tidak tertarik untuk memangsa, atau tidak mengira kalau dia trenggiling yang bisa dimakan.

Taktik trenggiling yang pura-pura mati ini mengilhami orang Jawa dulu untuk membuat perumpamaan “trenggiling api mati” (api, api-api: pura-pura) bagi si pencuri dengar yang pura-puranya tidak dengar. Satu hal yang harus kita waspadai siapa tahu ada trenggiling diantara kita. Ada pitutur Jawa yang mengingatkan bahwa durjana itu ada dimana-mana. Bisa saja ada diantara teman bicara kita.

Mencuri dengar adalah perilaku tidak baik. Dapat dibaca dalam Pitutur: Kumpulan 3

Wong kang dhemen nguping kepengin weruh apadene nyampuri perkarane liyan, gedhene nganti nrambul urun ucap, padha karo golek-golek momotan kang sejatine ora perlu. Adhakane kepara malah ngreridu awake dhewe.

TERJEMAHAN: Orang yang suka mencuri dengar karena ingin tahu, demikian pula orang yang suka mencampuri urusan orang lain dan nrombol ikut-ikut bicara, sama dengan mencari muatan yang sebenarnya tidak perlu. Akhirnya malah menyusahkan diri sendiri.

Dewasa ini keberadaan trenggiling terancam karena diburu manusia untuk berbagai keperluan, mulai sebagai makanan sampai obat. Pemerintah telah menyatakan Trenggiling (Manis javanica) sebagai satwa yang dilindungi. Sungguh sayang kalau sampai punah. Anak-anak kita tidak bisa melihat trenggiling berikut perilaku "api mati"nya. Anak-anak kita tidak mampu lagi memahami nenek moyangnya dulu yang begitu jeli melihat perilaku trenggiling sebagai perumpamaan manusia yang suka curi-curi dengar pembicaraan orang lain. (IwMM)

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST