Tuesday, June 26, 2012

SERAT SABDATAMA: AJI MUMPUNG



Semua orang pasti tahu apa yang disebut “aji mumpung”, yaitu gambaran orang yang memanfaatkan kesempatan untuk kebutuhannya sendiri.  Dalam bahasa sekarang kurang lebihnya dikatakan sebagai orang yang menyalahgunakan  wewenang untuk kepentingan pribadi.

Bila “jaman edan” sudah ada pada jaman Ranggawarsita (baca Serat Kalatidha dan Serat Sabda Tama: jaman kala bendu) maka “aji mumpung” pun sudah ada pada masa itu, yang disebut sebagai "jaman Kalabendu". Disebutkan oleh R Ngabehi Ranggawarsita, dalam Serat Sabdatama, pupuh Gambuh bait ke empat dan lima sebagai berikut:

4. Beda kang ngaji mumpung; Nir waspada rubedane tutut; kakinthilan manggon anggung atut wuri; Tyas riwut ruwet dahuru; Korup sinerung anggoroh

5. Ilang budayanipun; Tanpa bayu weyane ngalumpuk; Sakciptane wardaya ambebayani; Ubayane nora payu; Kari ketaman pakewoh

Terjemahannya kurang lebih sebagai berikut:

4. Lain dengan yang ngaji mumpung; hilang kewaspadaan, masalah selalu bersamanya; Mengikuti terus dari belakang; Hati amat bernafsu, ruwet, tidak tenteram; tidak setia menyembunyikan dusta

5. Hilang tatasusilanya; lemah dan amat sembrono; apa yang dipikirkan berbahaya; janjinya tidak dipercaya; akhirnya akan mendapat masalah

Disini R Ng Ranggawarsita mengingatkan orang-orang yang “Ngaji-aji mumpung” ini, sebagai orang yang lupa daratan dan kehilangan akal sehatnya. Jiwanya lemah. Tidak ada yang percaya dan sebenarnya hidupnya juga tidak tenteram. Pada akhirnya ia akan menuai masalah.

Contoh-contoh aji mumpung antara lain:

Mumpung berkuasa lalu menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi; Mumpung menang, lalu sewenang-wenang kepada yang dikalahkan; Mumpung pandai lalu memanfaatkan kepandaiannya untuk hal-hal tidak baik; Mumpung masih muda dan tampan lalu merasa paling hebat; Mumpung kaya lalu sombong dan merendahkan orang kecil

Masih banyak “mumpung-mumpung” lainnya yang  arahnya memanfaatkan peluang dengan penekanan pada penyalahgunaan, dan apa yang diperoleh adalah untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya mumpung boss tidak ada maka kita bisa membolos. Walau demikian pengertian “mumpung” yang baik juga bukannya tidak ada. Dalam pelajaran management ada kata-kata “Strike while the iron still hot”. memanfaatkan momentum. Mumpung boss sedang semangat-semangatnya maka proposal kita masukkan. Tapi kalau proposal itu menghasilkan anggaran dan kita salahgunakan, maka namanya kembali jadi “aji mumpung”.

Satu-satunya “mumpung” yang paling bagus dan tidak bisa diplintir-plintirkan adalah kata “mumpung gedhe rembulane, mumpung jembar kalangane ” yang pernah saya tulis dalam dalam “Tembang Ilir-Ilir” (IwMM)

Dilanjutkan ke Aji mumpung dalam paribasan Jawa

1 comment:

samsondekstop said...

Owalah akhirnya ngerti nih.. arti kata aji mumpung :v


Most Recent Post


POPULAR POST