Pada tulisan Serat Wulangreh: Anak muda jangan bergaul dengan orang jahat telah dijelaskan bahwa Panggawe ala puniki, sok weruha nuli bisa, begitu tahu langsung mampu melakukan, maka masih dalam Serat Wulangreh, Pupuh Kinanthi bait ke tujuh, Sri Pakubuwana IV mengingatkan:
Panggawe becik puniku, gampang yen wus denlakoni, angel yen durung kalakyan, aras-arasen nglakoni, tur iku den lakonana, mupangati badaneki
Terjemahan bebasnya sebagai berikut:
Perbuatan baik itu, mudah kalau sudah kita lakukan, susah kalau belum dilaksanakan, malas untuk menjalaninya, laksanakanlah hal tersebut, karena bermanfaat untuk dirimu
Tentunya kita setuju dengan pesan tersebut. memulai perbuatan baik pada awalnya memang berat. Masih anak-anak dulu kalau mau sholat Subuh pada waktu Subuh rasanya amat enggan. Kalau kita bergaul dengan orang yang enggan bangun pagi, pasti kita tidak akan pernah sholat tepat waktu. Bershodaqoh kalau tidak dididik sejak kecil rasanya sayang menyisihkan sebagian uang jajan (harta anak-anak adalah uang jajan). Kalau kemudian kita bergaul erat dengan orang yang tidak mau menyisihkan sebagian hartanya untuk kaum duafa maka kita akian menjadi pelit seumur hidup.
Masih banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa berbuat baik awalnya berat. Menjadi donor darah sifatnya sukarela, artinya bagi orang yang sukar untuk rela tidak ada masalah. Tetapi ada orang-orang yang menyumbangkan darah secara berkala sampai lebih dari seratus kali. Banyak yang awalnya ragu-ragu. Tetapi setelah dilaksanakan, banyak yang termotivasi untuk menjadi pedonor tetap.
Di dunia ini kita dihadapkan pada dua kutub perbuatan: Buruk dan yang baik. Dekat dengan orang buruk kita akan tertular buruknya. Demikian pula dekat orang baik kita akan ikut jadi baik. Itulah ang ditekankan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana IV melalui pupuh Kinanthi bait ke 6 dan 7:
Panggawe ala puniki, sok weruha nuli bisa (Pupuh Kinanthi bait ke enam) dan Panggawe becik puniku, gampang yen wus denlakoni, angel yen durung kalakyan (Pupuh Kinanthi bait ke tujuh)
Panggawe becik puniku, gampang yen wus denlakoni, angel yen durung kalakyan, aras-arasen nglakoni, tur iku den lakonana, mupangati badaneki
Terjemahan bebasnya sebagai berikut:
Perbuatan baik itu, mudah kalau sudah kita lakukan, susah kalau belum dilaksanakan, malas untuk menjalaninya, laksanakanlah hal tersebut, karena bermanfaat untuk dirimu
Tentunya kita setuju dengan pesan tersebut. memulai perbuatan baik pada awalnya memang berat. Masih anak-anak dulu kalau mau sholat Subuh pada waktu Subuh rasanya amat enggan. Kalau kita bergaul dengan orang yang enggan bangun pagi, pasti kita tidak akan pernah sholat tepat waktu. Bershodaqoh kalau tidak dididik sejak kecil rasanya sayang menyisihkan sebagian uang jajan (harta anak-anak adalah uang jajan). Kalau kemudian kita bergaul erat dengan orang yang tidak mau menyisihkan sebagian hartanya untuk kaum duafa maka kita akian menjadi pelit seumur hidup.
Masih banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa berbuat baik awalnya berat. Menjadi donor darah sifatnya sukarela, artinya bagi orang yang sukar untuk rela tidak ada masalah. Tetapi ada orang-orang yang menyumbangkan darah secara berkala sampai lebih dari seratus kali. Banyak yang awalnya ragu-ragu. Tetapi setelah dilaksanakan, banyak yang termotivasi untuk menjadi pedonor tetap.
Di dunia ini kita dihadapkan pada dua kutub perbuatan: Buruk dan yang baik. Dekat dengan orang buruk kita akan tertular buruknya. Demikian pula dekat orang baik kita akan ikut jadi baik. Itulah ang ditekankan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana IV melalui pupuh Kinanthi bait ke 6 dan 7:
Panggawe ala puniki, sok weruha nuli bisa (Pupuh Kinanthi bait ke enam) dan Panggawe becik puniku, gampang yen wus denlakoni, angel yen durung kalakyan (Pupuh Kinanthi bait ke tujuh)
Berarti peluang kita untuk menjadi jahat lebih besar daripada menjadi baik. Oleh sebab itu Sri Susuhunan Pakubuwana IV mengingatkan kita semua, khususnya kawula muda. Pesan ini masih termasuk rangkaian pitutur bagi kawula muda. Mumpung masih muda, bulatkan tekad: Ulat madhep ati mantep untuk berbuat kebajikan. "Madhep" dalam arti mengarahkan diri dengan sungguh-sungguh ke kiblat yang kita tuju. "Mantep" sebagai manifestasi tekad yang kuat dan teguh yakin dan percaya pada pilihan kita. Insyaallah "Karep" kita untuk berbuat baik akan terlaksana. (IwMM)
No comments:
Post a Comment