Monday, January 9, 2012

SERAT WULANGREH: ANTARA BEKERJASAMA DAN BEKERJA SENDIRI



Sri Pakubuwana IV berpesan pentingnya kerukunan, dengan mengambil tuladha buah kluwak. Ketika muda, kulit dan daging buah menyatu. Ketika tua, terpisah dan akhirnya menjadi bumbu pindhang.

Disini ada pesan kepada orang tua (dewasa), ketika muda bisa rukun, kenapa setelah tua malah bubrah. Banyak contoh bahwa semasa muda akrab kemana-mana bersama-sama, teratpi setelah dewasa menjadi berseberangan, walaupun tidak semuanya demikian. Orang tua yang rukun juga banyak. Misalnya sering mengadakan reuni, atau bercengkerama, guyon-guyon dalam kelompok facebook.  

Tapi ini bukan masalah temu kangen melainkan urusan bekerja. Kerja sendiri atau kerjasama. Pada bait ke empat pupuh Pocung Sri Pakubuwana IV menekankan pentingnya kerukunan yang dapat dilihat pada bait ke empat dari pupuh Pucung dalam Serat Wulangreh sebagai berikut:
 

Terjemahannya: Dalam persaudaraan, walaupun "sanak" supaya rukun. (Sanak: keluarga jauh atau teman). Persaudaraan janganlah sampai tercerai-berai. Dalam semua hal yang kita kerjakan, kalau rukun akan dinilai lebih “prayoga”. Kebersamaan” adalah kata kuncinya. “Bersama kita bisa, kata Bapak Presiden SBY. Pertanyaannya adalah, sudahkan kita “bersama?”


BEKERJA SENDIRI ATAU BEKERJA DALAM TEAM?

Selanjutnya pada bait ke lima dijelaskan untung ruginya bekerja sendiri dan bekerjasama sebagai berikut:


Pengertiannya sebagai berikut: Berat-ringannya persaudaraan. Bila bekerja sendiri, memang ringan karena tidak harus berbagi pikiran. Bila bersama-sama memang berat (karena harus saling membantu, berarti berbagi pikiran).

Disini tersirat dua pengertian, bekerja dalam “Team” dan “One man army” alias bekerja sendiri. Dalam era globalisasi sekarang ini, tingkat “interdependensi” amat tinggi. Kita saling bergantung satu sama lain. Dengan kata lain, kita  butuh orang lain. Kita tidak akan mampu menyelesaikan masalah secara sendirian.

Koordinasi, kemitraan, partnership, kolaborasi dan kata-kata sejenis  menjadi amat penting. Jaman satu orang “Hero” yang bekerja sendiri seperti dalam filem-filem Western atau silat sudah waktunya kita tinggalkan. Tidak ada lagi hero seperti Zorro.


BERSAMA JAUH LEBIH BAIK

Selanjutnya pada bait ke enam dijelaskan bahwa “bersama” itu jauh lebih baik:


Pengertiannya: Lebih kokoh orang yang banyak saudara. Satu banding seratus (ji-tus” siji-satus) perbandingannya. Bahwa bersatu dalam segala hal lebih baik daripada sendirian.

Pesan Sri Pakubuwana IV ini sebenarnya sudah menjadi bagian hidup kita sehari-hari. Kata-kata seperti: koordinasi, integrasi, partnership, Kolaborasi, tim, panitia, hampir tiap hari kita dengar. Berbagai pelatihan untuk ini telah dilaksanakan, termasuk roleplay dan outbond. Kurang apa lagi? (IwMM)

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST