Monday, January 23, 2012

ALON-ALON WATON KLAKON

Ungkapan ini diketahui hampir semua orang walaupun bukan orang Jawa. Sama dengan peribahasa Indonesia, Biar lambat asal selamat. Dalam bahasa Inggris pun ada “Better late than never”. Yang jadi masalah adalah, pengertiannya yang salah. Baik orang yang berbahasa ibu “Jawa” maupun “bukan Jawa” menangkapnya sama. “Telat gak apa-apa, pokoknya sampai. Kalau diluruskan, malah yang salah yang berusaha meluruskan. Sudah terlanjur jadi “salah kaprah”.

Pengertian “alon-alon” disini mengandung unsur hati-hati, tidak grusa-grusu dan penuh ketelitian (Deduga, Prayoga, Watara dan Reringa).Pada jaman serba cepat ini kalau kita tampak alon-alon, pasti dicela banyak orang. Padahal dalam kealon-alonan ini, target waktu pasti sudah diperhitungkan (Baca juga posting: Tata, titi, tatas, titis).

Pada jaman sekarang memang orang yang kelihatan bekerja cepat yang mendapat pujian. Dikerjakan cepat, selesai cepat, padahal beberapa bulan kemudian ternyata hasilnya juga cepat rusak. Orang bekerja cepat belum tentu orang gila kerja. Mungkin saja dia tidak cepat memulai sehingga dikejar dead line. Dalam posting: Nguler Kambang dan Kebat Keliwat telah saya bicarakan. Awalnya karena dianggap “Belanda masih jauh” kita tenang-tenang, “nguler kambang”. Ketika waktunya sudah dekat, kita kerjakan cepat-cepat (kebat). Hasilnya memang selesai tetapi ada yang kelewatan.

Pengertian “alon-alon” di sini jangan disamakan dengan “nguler kambang”.Tidak ada ungkapan “nguler kambang waton kelakon”. Orang yang nguler kambang pasti tidak kelakon. Adapun “kelakon” dari hasil “alon-alon” adalah “kelakon” yang “slowly but sure”, alon-alon yang efisien, efektif dan akuntabel, dapat dipertanggung-jawabkan. (IwMM).

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST