Thursday, October 27, 2011

KAPOK LOMBOK


 
Seorang yang matanya merah dan berair sulit dibedakan apakah sedang nangis, habis kecolok atau kepedasan. Kecuali kita tahu dia sedang makan dan ada sambal atau lombok di meja makannya. Hebatnya manusia adalah habis kepedasan, bilang kapok, besoknya mencari sambal lagi. Rupanya ada nikmat dibalik pedasnya lombok.

“Kapok” bisa diartikan jera atau taubat. Pengertian “kapok lombok” adalah jera tetapi tidak jera. Tetapi "Kapok yang tidak kapok kan bukan kapok?”  Kata mas Bagyo ahli browsing kita yang punya referensi lagu “kapok lombok”nya Waljinah melalui youtube
 

Makanya kita harus kembali ke definisi yang sebenarnya dari kapok, yaitu jera atau taubat”, kata mbah Hardjo. "Taubat berarti sadar dan menyesali perbuatan buruknya kemudian berjanji untuk tidak mengulangi lagi”

“Makan lombok kan bukan perbuatan buruk, mbah. Apa perlu taubat?”, sergah Toni yang memang suka makan pedas.

“Susahnya kata taubat dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi sekedar kata seru untuk menyatakan kekagetan atau kekesalan, mbah”, Darman menimpali.

Mas Bagyo yang dokter umum menengahi: “Begini, ketika kapok lombok menjadi laten maka kapok seolah-olah hilang tapi penyakitnya tetap ada. Sama dengan sifilis atau framboesia yang ada fase latennya dan tidak kelihatan sakit. Tapi suatu saat akan muncul lagi dalam stadium yang lebih berat kalau tidak diobati dari awal”. Perilaku "kapok lombok" amat menghambat pembangunan bidang kesehatan.

“Nah kali ini sampeyan betul mas”, kata Darman. “Obatnya hanya taubat, tapi ketika pernyataan taubat menjadi rutin, dan penggunaannya tidak sesuai petunjuk Allah, maka tinggal tunggu masuk neraka saja kan?” sambungnya lagi.

“Oleh sebab itu marilah kita kembali ke taubat dalam terminologi agama, dan sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima Taubat bagi ummatNya yang sungguh-sungguh bertaubat”, timpal mbah Harjo sekaligus bermaksud menutup forum diskusi.

Tapi Toni masih meneruskan “Mbah, memangnya yang punya kelakuan kapok lombok itu banyak?”

“Bangsa kita ini kan pemakan lombok, Ton. Kalau lombok mahal kan teriak-teriak” Kali ini mbah Harjo sukses menutup diskusi tanpa sanggahan (IwM).

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST