Sunday, November 6, 2011

KELENGKAPAN KSATRIA JAWA PARIPURNA: WISMA, WANODYA, TURANGGA, KUKILA, CURIGA (1) - PENDAHULUAN

Episode pertama dari 6 tulisan: Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga

1
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (1) - Pendahuluan
2
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (2) - Wisma
3
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (3) - Wanodya
4
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (4) - Turangga
5
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (5) - Kukila
6
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (6): - Curiga

Kira-kira seperti inilah nasihat orang tua kepada anak laki-lakinya yang sudah dewasa pada jaman dulu: Sebagai seorang ksatria, belumlah “jangkep” (lengkap) kalau kamu belum memiliki lima hal, yaitu “Wisma (rumah), Wanodya (wanita), Turangga (Kuda), Kukila (burung) dan Curiga (keris). Maka si pemuda pun membayangkan dirinya mempunyai rumah dengan pendapa joglo yang berwibawa, di dalam rumah itu ada istri cantik jelita, di emperan bergantungan sangkar burung perkutut dan ia akan mengembara untuk berbuat kebajikan dengan mengendarai kuda hitam yang gagah perkasa plus sebilah keris terselip di pinggang. Gambaran imajiner sosok “hero” kira-kira memang seperti itu.

Apakah orang tua ngomong “wantahan’ begitu saja? Orang tua a la Jawa tentunya tidak akan bicara langsung. Ia selalu memberi perlambang. Si anak kalau sudah cukup mengendap, ia paham apa “ngendika” orang tuanya. Umpama belum mengerti, ia akan tanya. Andaikan tidak “dhong” dan merasa sudah “mumpuni” maka ia akan keluar rumah dengan gaya “hero” imajinernya. Bisa tersesat di jalan karena pengaruh lingkungan sekitar, bisa pula sampai ke jalan yang benar walau sebagian harus menempuh kelok liku dan tanjakan.

“Hero” dalam khayalan kita (karena kita tidak pernah bersua “hero” yang sebenarnya dan hanya mengenali dari kisah-kisah “fiksi” walaupun mungkin berlatar-belakang sejarah) adalah sosok yang “Kleyang (melayang-layang) kabur (terbawa terbang) kanginan (oleh angin)". Bak daun terbang ditiup angin. Kemana ia melangkah bergantung angin membawanya. Di perjalanan itulah ia berbuat kebajikan atau tersesat. Lihat saja pahlawan-pahlawan dalam ceritera silat, filem western, Petualangan Old Shatterhand, pengembara padang pasir termasuk hero Jawa seperti Mahesa Jenar dalam serial Nagasasra Sabuk Inten karya SH Mintardja.

Gambaran “Hero” pada umumnya adalah sosok laki-laki berkuda, membawa senjata, melakukan tindakan heroik dan ... bertemu wanita. Habis itu ia pergi lagi, “nerusake laku” meneruskan perjalanan. Ia melangkah, melangkah dan melangkah, menuju arah matahari terbit atau tenggelam mencari petualangan heroik baru. Sepertinya ia tidak punya rumah tempat tinggal, tak punya burung atau penghibur dikala santai dan tak jelas darimana ia memperoleh uang untuk makan sehari-hari, ganti baju dan menginap di losmen murah.

Membaca kisah-kisah kepahlawanan “hero” kita, rasanya tak ada yang “jangkep” memiliki ke lima unsur tersebut khususnya rumah. Tokoh Winetou punya rumah. Selesai satu episode petualangan bersama Old Shatterhand, ia pulang ke “wigwam”nya, mungkin juga sekaligus bertemu wanitanya.dan janjian untuk ketemu lagi di suatu tempat. Demikian pula Zorro punya rumah dan , wanita. Tak disebut keduanya punya burung (hiburan) untuk “klangenan” dikala istirahat.

Lain lagi dengan “don Quixote”, jelas ia mengawali petualangan dari rumahnya di “la Mancha”. Punya kuda tua bernama “Rocinante”. Punya senjata tombak panjang lengkap dengan perisainya. Ia tidak pernah menikmati hiburan apapun. Tentang wanita, ia ciptakan sendiri dalam imajinasinya, seorang wanita cantik “Dulcinea del Toboso”. kepada wanita imajinernya inilah ia menjalankan misi ksatrianya.

Itulah gambaran seorang ksatria dengan mengambil makna harfiah dari kelengkapan keksatriaannya: Rumah, Wanita, Kuda, Burung dan Keris. Bagaimana dengan makna yang tersirat dari lima unsur tersebut? Silakan membaca episode berikutnya (IwMM)

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST