Wednesday, June 27, 2012

AJI MUMPUNG DALAM PARIBASAN JAWA

Melanjutkan posting Serat Sabda tama: Aji Mumpung, dalam perbendaharaan “Paribasan Jawa” pun disebutkan tentang orang-orang yang mempraktekkan “aji mumpung” alias memanfaatkan peluang (dalam konotasi jelek) ini. Memang tidak disebut secara eksplisit, tetapi kelakuannya adalah “aji mumpung”, dan yang menarik, pengguna aji-aji ini adalah semua jenis manusia. Tidak ada bedanya antara yang besar maupun yang kecil. Satu kesamaannya, mereka adalah orang-orang yang tidak bisa memegang amanah. Kita lihat tujuh peribahasa di bawah ini:

1. PALANG MANGAN TANDUR

Peribahasa yang sama dalam bahasa Indonesia adalah “pagar makan tanaman”. Artinya orang yang diberi kepercayaan menjaga, malah merusak tanaman yang dipercayakan kepadanya. Yang menyedihkan, tugas orang ini memang “palang” atau “pagar”, jadi yang bertanggung-jawab terhadap semua yang dikelilingi pagar yang dipercayakan kepadanya. 

2. NGEMUT LEGINING GULA

Kalau kita mengulum kembang gula dan terasa enak (misalnya: manis) pasti akan kita habiskan. Maksud peribahasa ini adalah: Orang yang dipercaya untuk menjaga sesuatu milik orang lain, setelah tahu manfaatnya lalu digerogoti pelan-pelan, dimanfaatkan sendiri, bisa terjadi juga  tidak dikembalikan kepada pemiliknya.

3. PITIK TRONDHOL DIUMBAR ING PEDARINGAN

Trondhol: Tidak punya bulu; Pedaringan: Tempat menyimpan beras. Pitik trondol menggambarkan orang miskin (mohon dibaca juga: Pitik trondhol dibubuti). Peribahasa ini menggambarkan orang miskin dipercaya menjaga sesuatu yang ia butuh tetapi tidak punya. Jadi tentunya ingin “ngincipi legining gula”. Ya kasihan orang miskin kalau kemudian dijadikan “lebak ilining banyu”. Tetapi paribasan ini menunjukkan bahwa “aji mumpung” juga bisa digunakan oleh orang yang tidak berada.

4. WEDHUS DIUMBAR ING PEKACANGAN

Kalau ini jelas sekali, mana ada kambing tidak suka daun kacang. Orang yang disuruh menjaga barang yang memang ia suka, seandainya ia tidak kuat imannya pasti memanfaatkan peluang untuk menyalahgunakan wewenang.

5. PECRUK TUNGGU BARA

Pecruk: Sejenis burung pemakan ikan; Bara: Semacam keramba. Sama dengan nomor 4 di atas, hanya disini pecruk menggantikan kambing.

6. NYEMPAL SAMBI MANCAL

Nyempal: mematahkan; Mancal: mengayuh. Semacam sambil meyelam minum air dalam konotasi buruk. Pengertiannya adalah mengambil barang milik orang yang tinggal serumah.

7. TENGU MANGAN BRUTUNE

Tengu: Kutu kecil; Brutu: bagian ekor ayam, tempat bulu ekor menancap). Disini diibaratkan tengu yang diberi tugas (sebenarnya kurang pas) menjaga brutu (tempat yang tertutup, tidak kelihatan) justru memakan (menggigit) brutu yang harus dijaganya. maksudnya adalah orang yang dipercaya menjaga sesuatu barang tetapi kemudian dicuri sendiri.


KESIMPULAN

Siapapun yang tidak kuat iman bisa tergelincir untuk menggunakan aji mumpung. Barang apapun bisa menjadi obyek aji mumpung. Aji “mumpung” yang paling bagus adalah “mumpung gedhe rembulane, mumpung jembar kalangane”. Mumpung kita masih hidup, mumpung kesempatan masih sebesar rembulan dan seluas lingkarannya, banyak-banyaklah beristigfar dan berbuat kebajikan dengan memperbanyak amal ibadah,  yang pernah saya tulis dalam dalam “Tembang Ilir-Ilir” (IwMM)

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST