Thursday, March 22, 2012

KECANDUAN: TULADHA DARI KERA, RAKSASA DAN KEONG

Masih tentang kecanduan dan masih tentang kera. Dua zat adiktif yang banyak dikonsumsi manusia adalah alkohol dan candu (opium). Sekarang lebih banyak lagi jenisnya, tetapi jaman dulu alkohol dan candu lah yang umum.

Kontribusi kera dalam mabok MIRAS dapat dibaca pada Sepuluh tahapan orang mabok miras. Di situ disebutkan bahwa posisi kera ada pada tahap ke empat. Perlambangnya “Catur Wanara Rukem” (Catur: empat; Wanara: Kera; Rukem: makanan atau buah-buahan). Pengertiannya setelah menyelesaikan sloki ke empat maka perilaku manusia digambarkan seperti kera berebut buah-buahan. Pasti heboh tentunya.

Kecanduan OPIUM digambarkan dalam tiga tahap, Sumbangsih kera ada pada posisi pertama dari tiga tahap: “Wanara, Diyu dan Kul” (Wanara: Kera; Diyu: Raksasa; Kul: Keong):


TAHAPAN WANARA, DIYU DAN KUL

(1) “WANARA” (kera) digambarkan sebagai makhluk yang banyak akalnya. Cari opium tidak gampang, liku-likunya panjang karena jalurnya pasti illegal. Harganya pun tidak murah. Orang kecanduan akan menggunakan secara tetap dan dosisnya makin lama makin meningkat. Sejalan dengan meningkatnya dosis, kebutuhan uang untuk beli candu akan meningkat pula. Harus banyak kiat dan taktik untuk mendapatkan uang. Mulai dari menipu, mencuri bahkan merampok. Korbannya tidak hanya orang luar, keluarga sendiri pun  bisa kena. Dibutuhkan akal "kera" dalam hal ini.

Setelah candu diperoleh dan manusia mulai mengisap maka tumbuhlah sifat  (2) “DIYU” (raksasa) sebagai gambaran makhluk angkara yang maunya memperoleh semua yang dimaui. Alhasil semua tercapai dalam kedamaian maboknya: :Kamukten dan kaswargan” walau sekedar dalam dunia maya.

Akhirnya manusia betul-betul mabok, maka sekarang dia menjadi (3) “KUL” (keong) yang tidur meringkuk dalam rumah keongnya. Samasekali tidak berdaya, tidak mampu melakukan apa-apa lagi.

Wanara, Diyu dan Kul tiga hal yang tidak ada manfaatnya samasekali. Diri sendiri rusak, demikian pula di masyarakat, ia tanpa guna. Pemerintah berupaya keras untuk mengatasi hal ini. Menghilangkan sumber kecanduan dan memulihkan orang kecanduan. Tetapi orang yang kecanduan sendiri juga harus punya tekad untuk berhenti, karena kecanduan merusak jasmani dan rohani.


LIDING DONGENG

Kita balik lagi ke kera dalam kondisi lain. manusia  jangan sampai kalah sama kera. Charles Darwin konon mengatakan: “An American monkey, after getting drunk on brandy, woud never touch it again, and thus is much wiser than most man”. Monyet Amerika setelah satu kali mabok brandy tak akan mau lagi menyentuh brandy. Jadi: kera lebih bijak daripada kebanyakan manusia”

Teman saya Tony mengomentari: “Iya mas, itu kan kera Amerika, disebut Amerikan monkey. Kera mas Iwan kan kera Jawa, sebutannya Wanara”. Ya lain dong. (IwMM)

No comments:


Most Recent Post


POPULAR POST