Tuesday, October 1, 2013

KATA “PALA” DALAM UNGKAPAN JAWA

Dalam bahasa Jawa buah secara umum disebut PALA. Bukan BUAH PALA. Buah Pala ya Buah Pala, memang namanya itu. Orang Jawa juga tidak membedakan antara umbi-umbian dan buah: Umbi sama dengan Buah. Kita baru tahu bedanya setelah sekolah. Bahwa umbi ternyata akar yang menggelembung.
 
Pada saat kerjabakti di RT, atau bahkan saat selamatan, kita sering mendengar ucapan: “Suguhane PALA KAPENDHEM”. Ditempat lain kita mendengar pula: Papaya atau Kates disebut TELA GANTUNG. Tidak hanya itu sebenarnya, masih ada beberapa PALA YANG LAIN, yang dalam keseharian mungkin tidak terlalu banyak kita dengan lagi.
 
Saya coba merujuk definisi “pala-palaan” ini ke beberapa tulisan lama, yaitu: Serat Bauwarna, Ki Padmasusastra, 1898; Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939 dan Sarine Basa Jawa, Padmasukaca, 1975. Pembaca juga bisa menelusuri ke Serat Centhini, pada episoda setelah Syeh Amongraga bertemu Ken tambangraras.
 
 
1. PALA KIRNA
 
Palakirna adalah-buahan yang bergantung, berasal dari tanaman (keras) yang hidupnya lama, sampai puluhan tahun.
 
Contoh yang mudah adalah: Mangga, Durian, Rambutan, Nangka, Manggis, Langsat, Jeruk, Jambu, Asam dan masih banyak lagi. Adapun Salak, Petai Cina dan Siwalan, disebutkan dalam Serat Centhini termasuk dalam Palakirna juga. Bagaimana dengan Papaya? Kita lihat di bawah.
 
 2. PALA GUMANTUNG
 
Berbeda dengan Palakirna, maka Pala Gumantung walaupun buahnya sama-sama tergantung tetapi pohonnya tidak berumur terlalu lama. Kalau kita lihat batang pohonnya: Termasuk lunak.
 
Contoh paling gampang adalah Papaya dan Pisang. Papaya dikukuhkan sebagai Pala Gumantung dengan sebutan: Tela Gantung. Bagaimana dengan buah Nanas? Ternyata Nanas menurut Ki Padmasusastra masuk dalam Pala Gumantung walau buahnya tegak, sekaligus masuk juga dalam Pala Kasimpar walaupun pohonnya tidak merambat seperti penjelasan di bawah
 
 3. PALA KASIMPAR
 
Pala Kasimpar adalah buah-buahan yang terletak di tanah dan pohonnya merambat di tanah atau diberi tempat merambat sehingga tumbuh ke atas dan buahnya menjadi tergantung.
 
Contohnya antara lain: Mentimun, Semangka, Melon, Waluh. Yang buahnya ringan umumnya diberi tempat merambat: Misalnya kacang-kacangan, Pare, Kecipir. Lombok dan Terong dalam hal ini masuk ke Pala Kasimpar. Mungkin karena batang pohonnya hampir sama ukuran dengan tanaman merambat.
 
 4. PALA KAPENDHEM
 
Selain Pala Kirna dan Pala Gumantung yang buahnya tergantung di atas tanah, kemudian Pala Kasimpar yang buahnya tergoleh di permukaan tanah, maka masih ada satu lagi yang buahnya “dalam tanda petik” karena sebenarnya bukan buah, berada di dalam tanah.
 
Dalam hal ini Pala Kapendhem diwakili semua umbi-umbian: Ketela Pohon, Ubi Jalar, Talas, Uwi, Gembili, Garut, Bengkowang, Ganyong, Kentang, Kacang Cina dan masih banyak lagi.
 
 
CATATAN: PALA KITRI DAN PALA WIJA
 
PALA KITRI adalah sebutan untuk tumbuh-tumbuhan/buah yang ditanam di pekarangan, sedangkan tumbuh-tumbuhan yang ditanam di tegal.sawah SELAIN PADI disebut dengan nama PALA WIJA.
 
 
LlDING DONGENG
 
Sambil jalan-jalan di supermarket mungkin kita bisa sekaligus “Nguri-uri Basa Jawa”. Kita lihat Buah Anggur, Buah Naga, Buah Kiwi, Apricot, atau bahkan Ubi Bakar Cilembu dll. Kira-kira masuk Pala yang mana ya? Lha kalau BlumKool? Hati-hati yang terakhir ini kan Bunga? (Iwan MM)

1 comment:

primbondonit said...

Matur Nuwun sak derengipun, dalem sak team....saget kebikak wawasan lan pandangan dalem tentang khasanah jawa ingkang sanget adiluhung...ingkang dereng dipun babar nanging wonten blog dalah artikelingkang bapak serat...sedanten kababar...

matur nuwun


Most Recent Post


POPULAR POST